MADRID – Real Madrid melaju ke final Liga Champions usai mengalahkan Manchester City dengan skor 3-1 di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, Kamis dini hari ini. Real Madrid akan menantang Liverpool di final pada 29 Mei mendatang.
Dalam pertandingan itu Riyad Mahrez sempat membawa Manchester City hampir menggenggam tiket final Liga Champions pada menit ke-73, tetapi dua gol dalam kurun satu menit yang dibuat Rodrygo pada menit 90 dan 90+1 membuat hal mustahil terjadi.
Gol Mahrez membuat City unggul agregat 5-3 setelah dalam leg pertama di Manchester pekan lalu menang 4-3. Tapi 17 menit kemudian peluang final kedua City dalam Liga Champions itu sirna ketika Rodrygo mencetak dua gol dalam kurun satu menit sehingga kedudukan sama 5-5.
Menerima bola dari Bernardo Silva dari tengah kotak penalti yang mengarahkan bola ke sektor kiri yang disambut dengan tendangan kencang Mahrez yang menaklukkan kiper Thibaut Courtois. Ini merupakan gol keempat Mahrez dalam empat semifinal Liga Champions yang dilalui City, termasuk saat melawan Paris Saint Germain musim lalu.
Namun tepat pada menit ke-90, Madrid memangkas defisit agregat menjadi 5-4 ketika Rodrygo menuntaskan umpan Benzema dengan tendangan voli yang tak bisa dihalau Ederson. Satu menit kemudian Dani Carvajal melepaskan umpan silang yang disambut dua kepada pemain Madrid dengan terakhir mencapai kepala Rodrygo yang mengarahkan bola ke sudut yang tak terjangkau Ederson.
Segera setelah menyamakan kedudukan dan mengawali babak pertama babak perpanjangan waktu, Madrid menggebrak dengan melakukan tusukan untuk membunuh laga ini.
Tiga menit setelah kiper Man City Ederson melakukan penyelamatan penting yang mementahkan upaya gol Benzema, striker timnas Prancis ini berlari kencang bersama rekannya Junior Vinicius menusuk kotak penalti City untuk menyambut umpan.
Bek tengah City Ruben Dias berusaha menyapu bola tapi wasit menyatakan sebagai pelanggaran sekalipun kaki Dias terlihat menyentuh bola.
Benzema sukses menjalankan tugas sebagai algojo tendangan penalti dengan mengirimkan bola pelan ke arah kanan ketika Ederson bergerak ke kiri. Untuk pertama kalinya dalam dua leg semifinal ini, Madrid memimpin, dan sekaligus memegang kendali final pada kedudukan 3-1 atau 6-5 secara agregat.
Pembalikan luar biasa ini tak lepas dari keputusan pelatih Madrid Carlo Ancelotti yang memasukkan Eduardo Camavinga untuk menggantikan Luka Modric dan Marco Asensio menggantikan Casemiro pada menit ke-75 atau empat menit setelah Madrid tertinggal 0-1 dalam leg kedua ini.
Baca juga: Ancelotti: Target Real Madrid di Final Liga Champions
Camavinga terbukti ampuh menjinakkan City di lapangan tengah dan menjadi jangkar di tengah baik saat membantu pertahanan dalam menangkal gempuran City maupun menjadi penyuplai bola ke barisan serang yang membuat duet Benzema dan Vinicius semakin merajalela.
City berusaha mencetak gol pada dua babak perpanjangan waktu namun tak kunjung berhasil sehingga pupus sudah impian mereka mencapai final Liga Champions.
Ancelotti: Lawan Liverpool Seperti Derbi
Manajer Real Madrid Carlo Ancelotti yang pernah melatih Everton di Liga Premier Inggris menyebut pertemuan final Liga Champions dengan Liverpool pada 29 Mei mendatang tak ubahnya pertandingan tim satu kota.
“Bagi saya final melawan Liverpool seperti derbi karena saya pernah menjadi seorang Evertonian (dengan melatih Everton pada 2019-2021),” kata Ancelotti setelah laga melawan Manchester City seperti dikutip laman Liga Champions UEFA, Kamis.
Real Madrid juga bertemu Liverpool dalam final Liga Champions musim 2017/2018 ketika Madrid menaklukkan Liverpool 3-1. Liverpool sendiri musim ini mencapai final Liga Champions ketiganya dalam kurun lima tahun terakhir setelah menyingkirkan Villarreal dalam semifinal lainnya sehari sebelumnya.
Ancelotti juga menilai perjalanan timnya ke final musim ini terasa ganjil namun penuh kejutan dengan berulang kali menumbangkan tim-tim super justru ketika Real di ambang tersisih dari turnamen ini.
“Hal aneh telah terjadi. Kami menghadapi tim-tim yang sangat kuat yang pada awal musim dipercaya bakal menjuarai Liga Champions, yakni Paris Saint-Germain (PSG), Chelsea, Manchester City,” kata Ancelotti.
Ketika Real Madrid justru menendang calon-calon juara itu, Ancelotti menganggap pemain dan suporter adalah dua aktor yang sangat penting yang membuat timnya melenggang ke final.
“Pujian terbesar diberikan kepada pemain dan juga penggemar yang terus mendukung, mendukung dan mendukung, tidak hanya di dalam stadion, tetapi juga sebelumnya. Dan beban dalam kostum ini, yang dirasakan para pemain saat mengenakannya, menjadi kebanggaan klub,” kata Ancelotti.
“Seluruh dunia mengira laga nyaris berakhir. Detail, kombinasi yang bagus, gol Rodrygo, dan dari sana kami mengerahkan semua energi yang kami punyai. Anda perlu sedikit keberuntungan. (City) lawan yang sangat kuat, pertandingannya sangat kompetitif. Laga ini membutuhkan kerja keras, pengorbanan, energi… perubahan-perubahan telah banyak membantu,” pungkas sang pelatih.
Salah Ingin Balas Dendam ke Madrid
Pemain Liverpool Mohamed Salah mengaku lebih memilih Real Madrid ketimbang Manchester City dalam final Liga Champions karena penyerang Mesir itu menginginkan balas dendam atas kekalahan timnya dari Madrid ada final 2018.
Salah meninggalkan lapangan dengan terurai air mata setelah terjatuh karena ditekel Sergio Ramos sewaktu Liverpool kalah 1-3 dalam final kompetisi klub elit Eropa itu empat tahun silam.
Rabu dini hari lalu Liverpool menang agregat 5-2 atas Villarreal dalam semifinal dan akan menghadapi City atau Real pada final 28 Mei nanti.
“Saya ingin menghadapi Madrid,” kata Salah kepada BT Sport seperti dikutip Reuters. “City tim yang sangat tangguh, kami sudah beberapa kali menghadapi mereka musim ini. Jika Anda tanya saya secara pribadi, saya lebih memilih Madrid.”
Ditanya apakah dia ingin membalas dendam atas tim Spanyol itu, Salah menjawab, “Kami kalah dalam final melawan mereka, jadi saya ingin menghadapi mereka dan semoga juga menang melawan mereka.” (*)