Kapal Pukat Trawl Marak Beroperasi di Perairan Kepri, Nelayan Minta Ditindak

Kapal Pukat Trawl Marak Beroperasi di Perairan Kepri, Nelayan Minta Ditindak
Kapal nelayan di perairan Tanjungpinang, Kepri (Foto: Muhammad Bunga Ashab)

BINTANKapal pukat trawl marak beroperasi di perairan Kepulauan Riau (Kepri). Keberadaan kapal itu meresahkan para nelayan, karena merusak daerah tangkap ikan.

Akibatnya, nelayan Kepri kesulitan mendapat ikan terutama di perairan Bintan, Lingga hingga Natuna. Sebab, kapal pukat harimau itu beroperasi dengan bebas begitu saja.

Salah satu nelayan Bintan,  La Mbaela mengatakan, semua nelayan mengeluh dengan keberadaan kapal pukat trawl. Pasalnya, kapal trawl itu merusak rompong, bubu dan terumbu karang. Banyaknya kapal trawl beroperasi menyebabkan pendapatan nelayan semakin berkurang.

“Cari makan sama-sama, tapi jangan sampai merusak tempat cari makan orang lain,” kata La Mbaela kepada ulasan.co, Sabtu (13/08).

Ia menuturkan, harapan nelayan kepada pemerintah  untuk melarang penggunaan alat tangkap trawl. Ia khawatir jika tetap dibiarkan akan menimbulkan konflik horizontal sesama nelayan di tengah laut.

“Selagi tidak merusak atau mengganggu, nelayan tidak akan melarang. Kami bukan menolak nelayannya, tapi menolak alat tangkapnya,”  ujarnya.

Hendri Gunawan, nelayan asal Serasan, Natuna, menyampaikan keberadaan kapal trawl banyak ditemukan di perairan Serasan. Ia menuturkan, kapal trawl itu merusak alat tangkap nelayan dan daerah tangkap ikan.

“Kalau bisa penggunaan alat trawl ditiadakan saja di Kepri, karena sudah meresahkan. Merusak kondisi alam, pendapatan jauh berkurang sejak banyak kapal-kapal trawl,” ujar Hendri.

Kapal trawl  tidak hanya ditemukan di perairan Natuna, tetapi banyak juga ditemukan perairan Bintan hingga Lingga.  Biasanya kapal trawl itu beroperasi di perairan Busung hingga perairan Gentar, Lingga.  Bahkan dikabarkan salah satu gudang ikan di Tokojo, Kijang, Bintan Timur, sering disinggahi kapal trawl.

Kapal Pukat Trawl Marak Beroperasi di Perairan Kepri, Nelayan Minta Ditindak
Kapal nelayan yang dinakhodai Ta saat berada di sekitar gudang ikan Tokojo, Bintan, Kepri (Foto: Muhammad Bunga Ashab)

Ta salah satu tekong kapal di Bintan mengaku kapalnya bukan kapal trawl.  “Itu (bukan cantrang) pukat udang, kami biasa nangkap di daerah Numbing, pukat udang dan cantrang cara kerjanya sama saja,” ujarnya ditemui di gudang ikan Tokojo.

Sementara itu, Ahin pekerja gudang  ikan mengaku, mereka tidak punya kapal trawl atau cantrang.  “Kapal kita kapal jaring tongkol,”  kata Ahin saat ditemui pada Jumat (12/08).

Terkait kabar adanya kapal trawl sering ke tempatnya, kata Ahin,  kapal sering datang ke tempatnya terkadang untuk mengecat, perbaiki kapal hingga mengisi es, karena di sana ada pabrik es. Ia menyampaikan, tidak semua kapal diperbolehkan sandar di tempat kerjanya.

“Kalau mau (kapal) sandar di sini harus ada izin bos dulu, kalau masalah kapal kita nggak ikut campur, ada pengurusnya,” ujar dia.

Selain di perairan Bintan, iformasinya  kapal trawl ukuran 6 sampai 10 GT (gross tonnage) banyak di perairan Tanjungpinang, tepatnya seputaran perairan Pelantar KUD, Rimba Jaya hingga Kampung Bugis.