Kapal Pukat Trawl Marak Beroperasi di Perairan Kepri, Nelayan Minta Ditindak

Kapal Pukat Trawl Marak Beroperasi di Perairan Kepri, Nelayan Minta Ditindak
Kapal nelayan di perairan Tanjungpinang, Kepri (Foto: Muhammad Bunga Ashab)

Tangkapan Nelayan Berkurang

Banyaknya kapal trawl beroperasi di perairan Kepulauan Riau (Kepri) berdampak pada hasil tangkapan nelayan. Pasalnya, keberadaan kapal trawl itu merusak rumah ikan dan ekosistem laut.

Hasil tangkapan nelayan berkurang dirasakan salah satu perusahaan pengelola ekspor ikan PT Bintan Intan Gemilang (BIG) di Bintan, Kepri. Nelayan mengeluh hasil tangkapannya berkurang sejak kapal trawl marak beroperasi.

Kapal Pukat Trawl Marak Beroperasi di Perairan Kepri, Nelayan Minta Ditindak
Owner PT Bintan Intan Gemilang Dinaria (kanan) foto bersama dengan Plt Bupati Bintan Roby Kurniawan sebelum pelepasan ekspor Hasil Perikanan Berkelanjutan Nelayan Tradisional Bintan, di Kijang, Bintan Timur (Foto: Muhammad Bunga Ashab)

Owner PT BIG, Dinaria mengatakan, dengan luasnya laut  Kepri, seharusnya banyak ikan. Namun, belakangan ini nelayan tradisional mengeluh karena hasil tangkapan berkurang.

“Nelayan tradisional kita komplain karena hasil tangkapannya berkurang,” kata Dinaria saat pelepasan ekspor Hasil Perikanan Berkelanjutan Nelayan Tradisional Bintan, di Kijang, Bintan Timur, Sabtu (13/08).

“Kapal banyak dan nelayan bersaing. Belakangan ini kapal-kapal dari Jawa dan kapal seputaran di Kepri melakukan praktik mini trawl. Saya harap teman-teman bantu pantau,” tegasnya lagi.

Baca juga: 9.5 Ton Filet Ikan Kakap dan Kerapu Bintan di Ekspor ke Australia

Ia berharap dengan launching ekspor kali ini memberikan semangat bagi nelayan tradisional. Ia menegaskan, produk ikan nelayan Kepri sangat bagus dan berkualitas, bisa bersaing dengan perusahaan Vietnam, Singapura dan bahkan perusahaan ikan di Jawa.

“Nelayan kita mancing sama bubu. Ada nelayan trawl merusak rumah ikan. Mari sama-sama dengan pemerintah mengatasinya. Kalau bersatu dan nelayan kompak dapat mengatasi kapal trawl,” ujarnya.

Sementara itu, Pelaksana tugas Bupati Bintan Roby Kurniawan mengaku sudah mendengar keluhan nelayan dan pengusaha ikan terkait keberadaan kapal trawl.

“Ke depan bagaimana sama-sama kita berusaha menghilangkan atau meminimalisir kapal trawl dengan berkoordinasi Gubernur Kepri untuk menemui Menteri KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) atau Dirjen keluhan terkait persoalan nelayan,” katanya.

Lanjut, kata dia, selama ini pemerintah pusat beranggapan bahwa ikan sumber daya ikan di Kepri sudah menipis. Dengan adanya ekspor ini bisa disampaikan bahwa sumber daya kelautan Kepri, khususnya perairan Bintan masih banyak.

“Kita kan berkoordinasi dengan semua instansi untuk mengatasinya. Kita perlu tegas untuk menjaga sama-sama potensi laut kita,” ujarnya. (*)