Natuna – Pemerintah Kabupaten Natuna meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) segera memperbaiki rubber fender atau karet fender dermaga Pelabuhan Midai yang rusak.
Pasalnya, kerusakan karet fender itu menyebabkan kapal tidak bisa sandar di Pelabuhan Midai.
Bupati Natuna Wan Siswandi meminta kepada Kemenhub untuk segera melakukan perbaikan.
“Kita sudah sampaikan ke kementerian agar sesegera mungkin diadakan perbaikan,” ungkap Bupati Natuna di kantornya, Jalan, Batu Sisir, Bukit Arai, Kecamatan Bunguran Timur,Rabu (13/10).
Baca Juga: Legislator Desak Pemkab Natuna Perbaiki Karet Fender Pelabuhan di Midai
Ia menyebutkan, penyebab permintaan kepada pemerintah pusat untuk memperbaikinya karena Pelabuhan Midai dibangun oleh Kemenhub.
“Pelabuhan itu merupakan wewenang kementerian,” sebutnya.
Baca Juga: KMP Bahtera Nusantara Turunkan Penumpang di Tengah Laut
Bupati Natuna mengatakan, saat ini pemerintah kabupaten sendiri dalam proses mencari solusi sementara, sembari menunggu intruksi dari pusat agar pelabuhan bisa tetap dioperasikan.
“Saya sudah minta Dishub survei, nanti kita buat tanggap darurat dulu agar kapal bisa bersandar,” katanya.
Ia juga meminta kepada masyarakat agar menunggu dengan sabar. Sebab, semuanya masih dalam tahap proses.
“Ini tetap kita usahakan,” tutup Bupati Natuna.
Sebelumnya dilaporkan, Kapal Motor Penumpang atau KMP Bahtera Nusantara 01 atau Kapal RoRo terpaksa menurunkan penumpang di tengah laut di sekitar Pelabuhan Midai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Minggu, 4 Oktober 2021 lalu.
Penyebab kapal menurunkan penumpang di tengah laut karena rubber funder (karet pelindung benda dari benturan) di Pelabuhan Midai rusak, sehingga kapal tidak bisa bersandar. KMP Bahtera memilih berlabuh jangkar dan menurunkan penumpang di tengah laut.
Anggota DPRD Natuna Jarmin Sidik salah satu penumpang mengatakan, kapal RoRo yang ditumpangi tidak bisa bersandar di Pelabuhan Midai karena Rubber Funder yang di pelabuhan rusak.
“Saat itu pas saya berada di kapal, saya dari Tanjungpinang mau ke Ranai. Jadi saya tanyakan ke chief kapalnya kenapa tidak dempet ke dermaga, mereka bilang tidak berani dan sangat berisiko, kapal bisa rusak karena karet dermaga tidak ada,” ungkap Jarmin, di Ranai, Kecamatan Bunguran Timur, Selasa (05/10). (*)