JAKARTA – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Quito, Ekuador melatih mahasiswa Universidad San Fransisco de Quito (USFQ) memainkan alat musik tradisional gamelan.
KBRI Quito menggelar lokakarya dan pelatihan gamelan untuk mahasiswa USFQ di Ekuador selama empat hari mulai 14 Maret 2022.
Kegiatan yang digelar di kampus USFQ itu, merupakan salah satu wujud diplomasi budaya KBRI untuk merangkul publik Ekuador, kata Duta Besar RI, Agung Kurniadi dalam keterangan tertulis dari KBRI Quito yang diterima di Jakarta, Rabu (16/3).
Agung mengatakan, tujuan pelatihan itu adalah memperkenalkan generasi muda Ekuador pada keragaman budaya Indonesia.
“Diplomasi budaya efektif dalam membangun semangat saling memahami, saling percaya, saling menghormati antara masyarakat, dalam hal ini Indonesia dan Ekuador,” kata dia.
Kegiatan semacam ini, kata Agung, juga akan semakin mempererat kerja sama KBRI dengan USFQ.
Baca juga: Bertemu Macron di Prancis, Menhan Prabowo Bahas Kelanjutan Kerjasama Pertahanan
Wakil Rektor USFQ, Prof Andrea Encalada mengatakan, para mahasiswa umumnya mengetahui Ekuador dan Indonesia memiliki banyak kesamaan, seperti letak geografis yang berada di garis khatulistiwa, memiliki keanekaragaman hayati dan banyaknya gunung berapi aktif.
“Namun belum banyak yang mengetahui dari sisi sosial dan kebudayaan,” kata dia.
Andrea menyampaikan, apresiasi atas kesediaan KBRI Quito membawa perangkat gamelan ke kampus USFQ dan menampilkan permainan alat musik tradisional Indonesia itu.
Ia juga mengapresiasi kesediaan KBRI, untuk memberi kesempatan mahasiswa USFQ untuk mengenal dan memainkan gamelan.
Andrea meyakini kolaborasi tersebut, akan semakin memperkokoh kerja sama kedua institusi.
Kegiatan dibagi menjadi beberapa sesi dan dipandu oleh pengajar gamelan Joko Ngadimin asal Solo, Jawa Tengah yang selama tiga bulan terakhir tinggal di Ekuador.
Joko tidak hanya mengajarkan cara memainkan saron, demung, kenong, gong atau kendang, tapi juga menceritakan sejarah dan jenis-jenis gamelan di Indonesia.
Seorang peserta pelatihan, Bryan Trujillo, mengaku senang dengan musik gamelan.
“Saya juga senang dengan kegembiraan, yang dihasilkan dari bermain musik ini,” katanya.
Pelatihan itu masih berlangsung hingga 17 Maret dan jumlah mahasiswa yang telah mendaftar untuk setiap sesi mencapai 12 orang per hari.
Menurut KBRI, hal itu menunjukkan antusiasme mahasiswa Ekuador untuk mengenal lebih dalam gamelan dan budaya Indonesia.