Kebijakan Pemkot Tanjungpinang Belum Tepat

PERPAT Tanjungpinang menggelar Podcast dengan tema kebijakan pemerintah dimasa pandemi, Rabu (07/07) malam, bersama Pembina Persatuan Pedagang Bincent, Anggota Komunitas Kedai Kopi (KATIGA) serta Ketua Umum Hima Persis Kepri. (Foto: Tommy Yandra)

Tanjungpinang – Persatuan Pemuda Tempatan (PERPAT) Kota Tanjungpinang menggelar Podcast terkait kebijakan pemerintah dimasa pandemi, Rabu (07/07) malam.

Dalam Podcast tersebut, Pembina Persatuan Pedagang Bincent Satria menyampaikan, pasca dilakukan razia sweb antigen oleh Pemkot Tanjungpinang beberapa hari yang lalu, sampai sekarang masih menimbulkan efek ketakutan terhadap masyarakat dan pedagang.

“Efek ketika razia itu dirasakan sampai sekarang ni orang masih ketakutan ke pasar. Pendapatan pedagang pun mulai berkurang,” ucap Satria.

Ia berharap pemerintah agar lebih berkoordinasi untuk melakukan test sweb antigen kepada pedangang maupun masyarakat.

“Mungkin caranya nanti bisa libatkan kami sebagai pengurus pasar dan pengelola. Kita mendukung, kita siap kok untuk membantu.” tegasnya.

Sementara, Katua Umum Hima Persis Kepri Tommy Yandra menyapaikan, saat ini pemerintah menghadapi beberapa persoalan besar dalam mengadapi pandemi COVID-19. Mulai dari mengajak masyarakat untuk menerapkan 3M, persoalan perekonomian, sampai penegakan protokol kesehatan.

“Mahasiswa dan masyarakat tentunya kerap kali memberi kritik dan masukan kepada pemerintah. Namun kita lihat hari ini seakan suara kita tidak didengar,” ucap Tommy.

Dengan kondisi saat ini, lanjut Tommy, pemerintah tentunya harus membangun kepercayaan terhadap masyarakat.

“Saya lihat salah satu polling yang beredar di media sosial dari 392 responden 84,13% menyatakan tidak percaya kepada Wali Kota. Oleh karenanya, pemerintah perlu melakukan evaluasi secara total dengan melibatkan stackholder yang ada,” ucap tommy.

Sedangkan nara sumber lainnya, dari Komunitas Kedai Kopi (KATIGA) Bowo menyampaikan, dirinya cukup bersedih melihat kondisi saat ini. “kalaulah seekor tikus didalam ladang janganlah satu ladang yang dibakar, namun tikus itu yang harus dicari,” ucap Bowo

Ia menilai ada hal yang keliru dalam penanganan pandemi COVID-19. Seharusnya yang lebih di perhatikan adalah orang-orang terpapar dan menjalankan isolasi mandiri. Bukan malah pusat-pusat perekonomian yang menjadi sasaran.

“RT/RW lah yang seharusnya dimaksimalkan peranannya untuk memperhatikan pasien yang isoman. Bukan berarti harus mematikan ekonomi masyarakat seperti ini,” ujar bowo.

Podcast tersebut berjalan dengan lancar selama 45 menit, dengan harapan agar pemerintah dapat mendengar dan mengaminkan apa yang menjadi masukan-masukan yang muncul dari masyarakat. Sehingga apa yang menjadi kebijakan pemerintah dapat diterima dan dijalankan dengan baik.

Pewarta : Tommy Yandra
Redaktur: M Rakhmat