NATUNA – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud Ristek) resmi menyerahkan Museum Sri Serindit ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu (03/09).
Penyerahan aset tersebut ditandai penandatangan berita acara oleh Bupati Natuna Wan Siswandi bersama Direktur Perlindungan Kebudayaan Dirjen Kebudayaan Dikbud Ristek Irini Dewi Wanti. Turut mendampingi Kadis Pendidikan Indra Joni, Kadis PUPR Agus Supardi, Kepala BPKAD Suryanto dan Inspektorat M Amin.
Bupati Natuna, Wan Siswandi menyampaikan ucapan terima kasih kepada Mendikbud Ristek RI karena telah memilih Natuna sebagai salah satu lokasi untuk pembangunan museum di Indonesia.
“Kami sangat berterima kasih, karena Mendikbud Ristek sudah sangat peduli dan memilih natuna untuk pembangunan museum ini,” ucap Wan Siswandi disela-sela acara.
Menurutnya, kehadiran museum dapat memberikan manfaat bagi para generasi millenial, masyarakat serta daerah sesuai peruntukan. Tugas ke depan menurutnya, Pemkab siap menjaga dan merawat bangunan tersebut.
“Aset yang sudah dibangun ini kita jaga dan kita rawat agar bermanfaat bagi masyarakat,” ucapnya.
Wan menuturkan secara keseluruhan bangunan fisik gedung tersebut Rp37 milyar. Anggaran tersebut dimanfaatkan untuk proses pembangunan hingga selesai 100 persen dan tidak ada persoalan. “Secara umum kita menerima penyerahan aset bangunan gedung dan bangunan layak diterima,” ucapnya.
Dikesempatan yang sama, Irini Dewi Wanti menambahkan, meskipun sudah serah terima Museum Natuna tetap dalam pengawasan Kemendikbud Ristek.
“Kami mempunyai tanggungjawab penuh terhadap museum yang ada di seluruh Indonesia. Setelah serahterima ini bukan berarti kami lepas tangan, kita tetap mengawasi keberlangsungan museum Natuna ini ke depan,” ucapnya.
Baca juga: Pelajar SLBN Bikin Haru Bupati Natuna di HUT ke-61 Pramuka
Menurutnya Mendikbud juga mempunyai tanggungjawab dalam melakukan pendampingan standarisasi terhadap museum-museum yang ada diseluruh Indonesia termasuk museum Natuna.
“Museum ini mempunyai tipe standarisasi, mulai dari tipe A hingga tipe C, kami punya tanggungjawab melakukan pendampingan standarisasi terhadap perkembangan museum di Indonesia,” jelasnya. (*)
