Ketua DPRD Batam Minta Pemda Jaga Ketersediaan Stok Gas Elpiji 3 Kg

Nuryanto
Ketua DPRD Kota Batam, Nuryanto. (Foto: Irvan Fanani)

BATAM – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Nuryanto, meminta kepada pemerintah daerah (pemda) meningkatkan pemantauan stok gas elpiji bersubsidi 3 kilogram (kg) guna mencegah kekosongan di pangkalan distribusi.

Pria yang akrab disapa Cak Nur ini menyebut, peningkatan intensitas pemantauan ini juga bertujuan untuk memastikan ketersediaan stok elpiji 3 kg mencukupi kebutuhan masyarakat.

“Ini juga salah salah satu upaya untuk mencegah penjualan gas elpiji bersubsidi yang tidak tepat sasaran oleh pihak agen maupun pangkalan,” ujar Cak Nur, Selasa (10/10).

Ia melanjutkan, hal ini juga menyusul banyaknya aduan warga yang mengaku sulit mendapatkan gas elpiji 3 kg di pangkalan karena cepat habis.

“Oleh karena itu, kami meminta kepada semua pihak untuk turut serta dalam pemantauan dan memperhatikan situasi ini. Kami juga sangat berharap agar tidak ada penjualan gas elpiji bersubsidi 3 kg di atas harga eceran tertinggi (HET),” ungkap politisi PDI Perjujangan ini.

Ia juga menghimbau masyarakat untuk berperan aktif melakukan pengawasan terhadap pendistribusian elpiji 3 kg pada pangkalan yang berada di wilayah masing-masing.

“Apabila menemukan penyimpangan di lapangan seperti penjualan kepada mereka yang tidak seharusnya mendapatkan elpiji 3 kilogram, segera melaporkan hal tersebut kepada pihak berwajib dengan menyertakan data yang akurat,” tegasnya.

“Tindakan ini sangat penting dilakukan guna memastikan bahwa regulasi terkait peruntukkan bahan bakar gas bersubsidi telah diterapkan dengan baik, serta untuk memperbaiki jalur distribusi bagi mereka yang mungkin lupa atau melalaikan aturan tersebut,” jelasnya.

Baca juga: Disperindag: Pertamina Jamin Gas Elpiji 3 Kg Tidak Langka Lagi di Batam

Sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam, Gustian Riau mengungkapkan, kelangkaan elpiji 3 kg disebabkan oleh sistem transportasi atau pengangkutan. Namun, pihak Pertamina Kepri menjamin dalam dua hari ke depan, pasokan gas akan elpiji 3 kilogram di Kota Batam kembali normal.

“Awalnya, pengiriman elpiji dari Tanjung Uban ke Batam hanya dilakukan sekali dalam tiga hari. Sehingga berdampak pada kekosongan gas pada hari keempat,” kata Gustian.

Kendati demikian, ia menyebutkan bahwa pihaknya terus melakukan koordinasi dengan pihak Pertamina untuk mengatasi kelangkaan gas elpiji tersebut.

Sementara itu, Sales Manager Pertamina Kepri, Gilang Syam mengatakan bahwa stok PSO (gas bersubsidi) akan mencukupi hingga akhir tahun 2023. Ia berharap masalah pengiriman tidak akan menjadi hambatan di masa depan.

“Dengan stok PSO saat ini mencapai 142 metrik ton, atau setara dengan sekitar 49 ribu tabung jika dihitung dalam bentuk tabung,” ujarnya.

Pertamina juga telah berkoordinasi dengan instansi terkait dan penyedia jasa transportasi untuk memastikan pemulihan sistem pengiriman.

“Kami akan meningkatkan proses penyaluran gas elpiji, bahkan saat hari libur akan terus kami salurkan,” jelasnya. (*)

Ikuti Berita Lainnya di Google News