BATAM – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menemukan banyak siswa SMP Negeri 22 Batam dan SD Negeri 024 Galang terkena dampak gas air mata saat kericuhan antara aparat dan warga Pulau Rempang, Kamis (07/09) lalu.
Hal ini mereka temukan saar mengunjungi dua sekolah tersebut yang berada di Tanjung Kertang, Rempang Cate, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Sabtu (16/09).
“Banyak siswa di SD 024S dan SMP 22 ini terkena dampak kerusuhan gas air mata yang ditembakkan oleh aparat kepolisian yang menimbulkan sedikit traumatik,” kata Komisioner Mediasi Komnas HAM, Prabianto Mukti Wibowo.
Prabianto mengatakan, setelah mendapatkan penjelasan langsung dari kepala sekolah dan guru setempat. Pihaknya akan mendiskusikan dan membicarakan kepada pihak kepolisian terkait tindakan yang telah mereka lakukan.
“Apakah memang hal ini dibenarkan dan sesuai SOP Perkap Nomor 1 Tahun 2009. Kami perlu melakukan penyelidikan lebih lanjut,” kata dia.
Pantauan di SD Negeri 024 Galang, Komnas HAM menemukan selongong peluru gas air mata di atas atap dan di pagar dalam sekolah.
Adanya pemermintaan pihak sekolah terkait penggunaan sirene mobil kepolisian atau tentara di dekat sekolah juga menjadi atensi Komnas HAM.
“Saya kira itu merupakan catatan untuk komnas HAM. Kita rekomendasikan untuk sampaikan ke pihak kepolisian,” kata dia.
Baca juga: Kapolresta Barelang Minta Maaf Atas Insiden Gas Air Mata ke Sekolah
Baca juga: Aparat Bentrok dengan Warga di Pulau Rempang, Anak Sekolah Turut Kena Gas Air Mata
Komnas HAM mendukung permintaan pihak sekolah tersebut, agar mengurangi traumatis siswa dan guru pascakejadian tersebut.
“Kami meminta untuk pihak kepolisian tidak membunyikan sirene dan mengendarai kendaraan angkut kepolisian dengan cepat. Ini menimbulkan suasana hati dan psikologis yang tak menguntungkan,” kata dia. (*)
Ikuti Berita Lainnya di Google News