IndexU-TV

Kuliah Daring di Tengah Pandemi COVID-19, Efektifkah?

Kuliah Daring di Tengah Pandemi COVID-19, Efektifkah?
Damayanty Egesfo Siallagan (Foto: Ulasan.co/Dok Pribadi)

Penulis Damayanty Egesfo Siallagan
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Saatra Indonesia, FKIP, UMRAH

Sejak pandemi COVID-19 mewabah kurang lebih hampir dua tahun berdampak pada segala bidang kegiatan masyarakat, terutama dalam bidang pendidikan. Biasanya pembelajaran dilakukan tatap muka di sekolah, saat ini proses belajar mengajar dilaksanakan dalam jaringan (Daring) atau online dan luar jaringan (Luring).

Dalam setahun terakhir, pembelajaran tatap muka di sekolah atau di kampus ditiadakan karena aturan pemerintah yang khawatir akan penyebaran COVID-19. Diganti dengan proses belajar mengajar metode daring. Baik belajar daring maupun luring sebenarnya sama-sama memiliki tujuan sama proses menimba ilmu.

COVID-19 merupakan penyakit menular yang dapat menyerang semua orang. Virus ini bisa menyerang siapa saja, tanpa mengenal usia bahkan gender mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa. Virus corona ini bisa menyebabkan ganguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga menimbulkan kematian.

Corona Virus Disease 2019 atau COVID-19 pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular sangat cepat dan telah menyebar hampir ke semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan saja. Sehingga WHO pada 11 Maret 2020 menetapkan wabah ini sebagai pandemi global.

Hal tersebut membuat beberapa negara menetapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown baik negara maupun negera bagian dalam rangka mencegah penyebaran virus corona.

Di Indonesia sendiri memilih kebijakan dengan istilah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sebagai opsi kata lockdown.

Sejak kebijakan itu diterap Pemeritah Indonesia, maka semua kegiatan yang dilakukan di luar rumah harus
dihentikan sementara waktu sampai pmberitahuan lebih lanjut.

Atas penerepan kebijakan pemerinta itu, bidang kegiata pendidikan, khususnya proses belajar mengajar turut terdampak. Proses belajar sementara diterapkan dengan metode daring.

Belajar daring ini para siswa-siswi dan mahasiswa bisa mengikuti perkuliahan dari rumah masing-masing karena mempersempit penularan COVID-19. Tentu belajar daring ini membutuhkan alat bantu perangkat elektronik, baik itu getget, laptop, komputer dan handphone, terutama internet atau paket data sebagai komponen penunjang.

Pembelajaran secara daring tidak dapat dikatakan pembelajaran yang sudah efektif, mengapa demikian? Pembelajaran daring ini tentunya
membuat atau menimbulkan kebingungan atau ketidakpahaman dalam mengikuti pembelajaran bagi masing-masing individu dalam setiap tingkatan pendidikan.

Baca Juga: Youtube sebagai Ruang Ekspresi

Misalnya pada tingkat SD mereka tidak lagi mendapatkan pembelajaran secara normal seperti biasanya, mereka mengikuti pembelajaran yang mungkin mereka tidak paham dan tidak semua peserta didik memiliki apa yang harus dibutuhkan dalam membantu keefektivan belajar seperti dari handpohe.

Pada tingkat pendidikan SMP-SMA hingga perguruan tinggi diketahui sekarang ini tidak ada lagi yang tidak paham dalam menggunakan teknologi. Hhanya saja kebanyaka para siswa atau mahasiswa menggunakan dan salah dalam pemanfaatan teknologi yang ada saat ini sebagai alat pembantu dalam keefektivan pembelajaran di tengah pandemi COVID-19.

Pandemi COVID-19 juga sangat berpengaruh pada bidang ekonomi atau pendapatan masyarakat yang mungkin semakin kecil pada kalangan masyarakat tertentu, sementara kebutuhan yang semakin meningkat dan adanya kebutuhan yang harus dipenuhi salah-satunya dalam bidang pendidikan. Peran orang tua sangat dibutuhkan dalam pembelajaran dimasa pandemi COVID-19, seperti memenuhi kebutuhan dalam penyediaan teknologi demi membantu berjalannya pembelajaran dengan baik.

Pada dasarnya pembelajaran yang menggunakan teknologi atau alat bantu lainnya seperti ZOOM, WhatsApp, GOOGLE MEET, dan media lainnya tidak cukup dikatan efektif, karena pemahaman yang disampaikan oleh para pengajar tidak sepenuhnya dapat dipahami setiap individu, terlebih lagi pada jaringan yang tidak dapat dipastikan untuk tetap bagus pada saat pembelajaran daring berlangsung, hal itu juga menjadi salah-satu tantangan bagi pendidik dan peserta didik di masa pandemi COVID-19.

Bukan saja hanya pada jaringan sebagai tantangaan dalam pembelajaran daring, akan tetapi permasalahan lainnya juga ada, salah satunya kebutuhan kouta internet yang semakin meningkat. Orang tua mau tidak mau harus memfasilitasi segala kebutuhan yang berhubungan dengan pendidikan.

Akan tetapi bagaimana dengan keadaan orang tua yang kurang mampu pada kondisi perekonomian pada saat pandemi COVID-19. Walaupun demikian kesadaran menonjol dalam situasi ini dapat dilihat dari peran orang tua yang semakin meningkat dalam memperhatikan pembelajaran yang sedang dilaksanakan setiap anak-anaknya.

Peran orang tua dibutuhkan pada pembelajaran saat sekarang ini, karena orang tua sebagai pengganti guru yang dapat melihat segala kegiatan yang dilakukan anak tersebut pada saat mengikuti pembelajaran, semetara guru hanya penyalur materi dan pemahaman mengenai apa yang aka disampaikan.

Dalam mewujudkan pembelajaran yang efektif di masa pandemi ini harus adanya kerja sama semua pihak dan saling mendukung dan sependapat. Oleh karena itu, perlu cara, strategi atau metode-metode pembelajaran yang menarik perhatian para peserta didik, sebagimana mereka dapat merasakan pembelajaran tatap muka sebelumnya harus dilakukan oleh masing-masing sekolah atau tenaga pendidik.

Dengan demikian, pembelajaran daring bisa dikatakan sebagai solusi yang efektif dalam bidang pendidikan yang dilakukan dengan tujuan memperkecil penyebaran COVID-19, menjaga jarak juga menjadi pertimbangan dipilihnya pembelajaran tersebut.

Kerja sama yang baik antara guru, siswa, orang tua siswa dan pihak sekolah menjadi faktor penentu agar pembelajaran daring
lebih efektif.

Menjelang akhir tahun ini tentu diketahui penyebaran COVID-19 yang sudah mulai pulih dengan diadakannya vaksinasi untuk semua kalangan tanpa kecuali dengan tujuan memperkuat imun setiap individu.

Daerah-daerah tertentu sehingga sudah ada sekolah atau perguruan tinggi yang sudah mengadakan pembelajaran tatap muka walaupun belum 100% dapat dilakukan untuk hadir ke setiap sekolah masing-masing.

Semoga hal itu terus berlanjut, meningkat dan semakin membaik sehingga setiap kegiatan yang seperti biasanya dapat dilakukan lagi dalam kehidupan sehari-hari. (*)

Exit mobile version