Sementara itu, Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah sampai saat ini terus berupaya untuk meningkatkan angka testing dari waktu-waktu. Hal tersebut dibuktikan dari peningkatan angka spesimen dari 16.000 di awal pandemi, bertambah menjadi 60.000 di awal 2021, dan 100.000-an pada minggu ketiga Juni.
“Ini adalah hasil kerja keras antar berbagai elemen baik pemerintah daerah maupun tenaga kesehatan termasuk yang bekerja di laboratorium dan kita patut mengapresiasi,” kata Wiku saat dihubungi secara terpisah, Senin.
Dengan populasi penduduk yang besar, Wiku menyebut pemerintah terus menyusun strategi agar upaya testing terus dilakukan secara menyeluruh. Namun, prioritas Indonesia untuk saat ini adalah melakukan testing kepada kontak erat atau suspek yang memiliki peluang tertular lebih banyak.
Hingga kini, Indonesia memiliki 830 laboratorium pemeriksaan Covid-19 yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. “Harusnya dengan jumlah ratusan laboratorium ini sudah bisa memenuhi rata-rata secara global,” kata Dicky.
Terbaru, sebanyak 98.187 spesimen telah diperiksa pada Senin (28/6). Jumlah itu terdiri dari pemeriksaan 58.597 spesimen tes PCR, 39.079 spesimen rapid antegen, dan 511 spesimen tes cepat molekuler (TCM).
Berdasarkan data yang sama terdapat 80.308 orang yang diambil sampelnya untuk pemeriksaan spesimen, sehingga sudah ada 13.122.594 orang yang dites.
Sekali lagi, pertanyaannya adalah bagaimana dengan testing COVID-19 di Kepulauan Riau? Misalnya, dari keseluruhan jumlah orang Indonesia yang ditesting Covid-19 diatas, berapa jumlah yang disumbangkan oleh Kepri untuk mengejar angka minimal testing COVID yang telah ditetapkan oleh WHO?
Bagaimana pula dengan tracing yang dilakukan Pemerintah Kepri terhadap orang yang selama ini diketahui terpapar COVID-19?
Atau, seperti yang dikatakan Gubernur Ansar, seberapa jauh pemerintah daerah di Kepri mampu meningkatkan kapasitas testing dan tracing, sehingga setiap satu kasus konfirmasi yang ditemukan, harus ditindaklanjuti dengan melakukan tracing kepada 15 kontak erat?
Kalau semua pertanyaan di atas belum bisa dijelaskan atau direalisasikan dalam aktivitas penanganan COVID-19 di Kepri, maka kegamangan Kepri dalam menghadapi serangan COVID-19 memang benar adanya. *
Pewarta : Engesti, Muhammad Bunga Ashab, kompas.con
Editor : MD Yasir