Tanjungpinang – Isu Alfamart dan Indomaret yang bakal membuka gerainya di Tanjungpinang menjadi perbincangan warganet. Bahkan, kabar ini pun ditanggapi serius oleh salah seorang anggota DPRD Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Lis Darmansyah.
Lis mengatakan, dirinya tidak setuju jika toko swalayan yang memiliki banyak cabang di Indonesia itu buka di Kota Tanjungpinang. Menurutnya, retail seperti itu dapat mengancam usaha para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta toko-toko kecil milik masyarakat lainnya.
“Itu (retail) akan membunuh pasar tradisional,” katanya saat ditemui di Kantor DPRD Provinsi Kepri, Rabu (15/9).
Mantan Wali Kota Tanjungpinang ini khawatir lantaran gerai Alfamart dan Indomaret akan membuka cabang lebih banyak dan saling berdekatan.
Ia menilai, terdapat kriteria tertentu untuk memberikan izin kepada retail tersebut. Baginya, jumlah populasi masyarakat di Pulau Bintan belum cukup untuk mengizinkan retail tersebut beroperasi.
Baca juga: Disindir Cari Panggung, Lis: Justru Rahma Ingin Membunuh Perekonomian Masyarakat
Hal itu berbeda dengan daerah lainnya seperti di Batam.
“Kalau di Batam iya. Sesuai jumlah penduduk,” tuturnya.
Anggota Komisi III DPRD Provinsi Kepri itu menambahkan, meskipun retail tersebut memperkerjakan putra daerah, hal itu tidak sebanding dengan jumlah usaha yang terdampak dari harga yang diberikan.
Lanjutnya, lebih baik belanja di kedai-kedai kecil dengan harga sedikit tinggi dibandingkan dengan retail tersebut. Terlebih lagi, retail tersebut berlabel nasional.
“Kalau masuk, kita tak lagi berbicara bagaimana menyelamatkan usaha kecil. Satu Indomaret hanya memperkerjakan empat sampai lima orang. Tapi yang dibunuh, pasar,” tegasnya.
Untuk itu, ia meminta agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri tidak membiarkan minimarket tersebut masuk ke Pulau Bintan.
Pewarta: Muhammad Chairuddin
Redaktur: Albet