Jakarta – Lomba puisi yang digelar Kementerian BUMN dapat menjadi wadah menyalurkan bakat bagi Direksi dan Dewan Pengawas. hal ini disampaikan Komisaris Independen Petrokimia Gresik Indira Chunda Thita Syahrul.
“Semoga bisa jadi motivasi ke depan, sehingga acara serupa dapat digelar rutin tiap tahun. Jadi ajang penyaluran bakat,” kata Indira di Jakarta, Selasa (04/01).
Tita menuturkan lomba puisi yang telah diselenggarakan pada Jumat (24/12) tersebut, diikuti oleh 331 peserta yang berasal dari jajaran direksi dan dewan komisaris BUMN dan memiliki pesaing-pesaing yang kuat.
Menurutnya, persaingan itu dapat memotivasi para pekerja dalam memperebutkan piala dari Menteri BUMN melalui bakat yang mereka miliki di dalam lingkup kementerian itu.
Karena dapat memberikan pengaruh positif, perempuan yang juga meraih juara pertama melalui puisi berjudul “Jangan Menangis Indonesia” itu berharap, lomba puisi milik Kementerian BUMN dapat terus berlanjut.
“Alhamdulillah, saya tidak sangka bisa dapat juara,” ucap Tita.
Juri Utama Lomba Baca Puisi Kementerian BUMN Jose Rizal Manua mengatakan perlombaan membaca puisi ini merupakan hal yang positif karena sastra bisa menyejukkan para direksi dan komisaris dalam bekerja.
Baca Juga :
Menelisik Makna Pantang Menyerah dari Puisi ‘Para Peminum’ Karya Sutardji Calzoum Bachri
“Setiap hari manusia selalu berkutat dengan puisi. Mulai dari bangun tidur hingga mensyukuri kehidupan,” kata Jose.
Jose menjelaskan dalam menetapkan pemenang dalam lomba baca puisi Kementerian BUMN, dewan juri akan menilai berbagai aspek pada diri peserta, seperti pembawaan diri pada saat membaca puisi hingga unsur musik yang digunakan.
Bahkan, Jose mengaku juri juga memperhatikan visual dan pengemasan yang memperkuat puisi tersebut.
Jose, juri yang terlibat dalam lomba baca puisi itu adalah Taufiq Ismail, Fikar W. Eda, Rois Rinaldi, Clara Sinta, dan Helvy Tiana Rosa.