JAKARTA – Setelah menyatakan resmi mengkuisisi 12 unit jet tempur Dassault Mirage 2000 versi 5, bekas pakai Angkatan Udara Qatar. Kini Indonesia dikabarkan tengah mengincar Mirage 2000-9 bekas pakai Angkatan Udara Uni Emirat Arab (UEA).
Armada jet tempur Mirage 2000-9 United Arab Emirates Air Force (UAEAF), sebagai opsi tambahan untuk 12 Mirage 2000-5 bekas Qatar Emiri Air Force (QEAF) yang lebih dulu disepakati untuk dibeli.
Bahkan sebelumnya, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono sudah meninjau langsung armada Mirage 2000-9 di fasilitas milik UAEAF saat melaksanakan kunjungan kerja ke negeri arab itu.
Kedatangan Laksamana TNI Yudo Margono ke UEA, dalam rangka memenuhi undangan Panglima Angkatan Bersenjata UEA. Lantas Yudo Margono diajak keliling untuk melihat langsung jet Mirage 2000-9 UAEAF.
Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengatakan, pemerintah saat ini sedang melakukan negosiasi dengan UEA untuk membeli pesawat jet tempur Mirage 2000-9.
Pembelian ini, alasan Prabowo, bertujuan untuk mengisi kebutuhan pesawat tempur Indonesia untuk TNI Angkatan Udara yang sudah berumur tua.
“Kita lagi nego juga dengan Emirates, mereka juga punya Mirage 2000-9. Ini lagi kita nego juga mudah-mudahan kita bisa mengakuisisi ini untuk menjaga sekarang sampai lima tahun sampai pesawat-pesawat kita yang baru full ada di kita,” ujar Prabowo di Bandung, Jumat (16/06).
Selain itu, Prabowo saat menghadiri acara HUT ke-1 Defence Industry Indonesia atau Defend ID di PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/6/2023) menyampaikan, pembelian pesawat bekas itu untuk mengisi kekosongan pesawat tempur TNI AU sebelum pesawat baru, Rafale, yang dibeli dari Perancis datang ke Tanah Air.
Baca juga: Polemik Mahalnya Harga Jet Tempur Mirage 2000-5 Bekas, Ini Penjelasan Kemhan
“Kita akan beli pesawat-pesawat yang baru modern, dan sudah kita kontrak. Sudah kita pesen 42 unit jet tempur Dassault Rafale dari Prancis. Tapi kita tanda tangan baru berapa minggu yang lalu, berapa bulan. Datangnya nanti yang pertama itu 3 tahun lagi paling cepat. Nanti skuadron itu akan operasional mungkin 5-6 tahun lagi,” ujar Prabowo.
Untuk mengisi gap selama rentang waktu tersebut, lanjut Prabowo, pesawat yang dinilai potensial ialah Dassault Mirage 2000-5. Dia mengaku bersyukur berhasil mengakuisisi jet tempur asal Qatar ini meskipun barang bekas.
“Nah untuk menghadapi 5 tahun ini kita perlu yang disebut interim deterrent, untuk rentang waktu 3-5 tahun ini segera kita butuh kemampuan ya. Nah dengan gitu kita lihat yang mana, kita lihat yang potensial adalah Mirage 2000-5. Ini sulit, banyak negara yang mau ambil. Alhamdulillah berkat hubungan kita baik dengan Qatar, mereka kasih kepada kita,” kata Prabowo.
“Mirage 2000-5 ini cukup canggih, dan walaupun dikatakan bekas tapi Qatar adalah negara yang sangat kecil jadi flying hours-nya masih sedikit. Jadi masih bisa kita pakai mungkin minimal 15 tahun, 20 tahun lagi,” lanjut dia.
Alasan lainnya, sebut Prabowo, teknologi jet Mirage 2000-5 tergolong mutakhir. Dia mengatakan, pilot-pilot tempur TNI AU juga akan dilatih mengoperasikan Mirage 2000-5 sebelum nantinya beralih ke Rafale.
“Teknologi Mirage 2000 sudah sangat canggih, dan nanti mengarah kepada Rafale. Jadi inilah pilot-pilot kita nanti akan kita latih di Mirage. Begitu Rafale datang dia akan transisi ke Rafale,” terangnya.
Baca juga: Panglima TNI Kunker ke UEA dan Melihat Mirage 2000-9, Ini Komentar Netizen