Misi Rahasia NATO-Ukraina Bajak Jet Pembom Canggih Tupolev TU-22M3 Rusia Gagal

Jet pembom strategis supersonik Tupolev TU-22M3 menggotong rudal. (Foto:Dok/Tupolev.ru)

MOSKOW – Misi rahasia Ukraina merekrut pilot Angkatan Udara Rusia dengan jet pembom strategis supersonik Tupolev TU-22M3 agar membelot ke Kyiv gagal.

Operasi yang direncanakan dinas khusus intelijen Ukraina tersebut, dengan cepat diketahui intelijen dari Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) dan berhasil menggagalkannya.

Tak main-main, demi memuluskan rencana tersebut Ukraina juga melibatkan dinas intelijen NATO untuk merencanakan pilot militer Rusia membelot dengan imbalan uang sekaligus memberikan hak kewarganegaraan Italia.

Pengumuman gagalnya misi Ukraina itu disampaikan melalui kantor berita Rusia Interfax, yang mengutip pernyataan resmi dari pihak FSB.

“Dinas Keamanan Federal (FSB) Federasi Rusia menghentikan upaya dinas khusus Ukraina untuk melaksanakan operasi yang bertujuan membajak pesawat pengebom strategis Tu-22M3 milik Angkatan Udara Rusia. Operasi ini dilaporkan melibatkan partisipasi dinas intelijen NATO dalam perencanaan dan pelaksanaannya,” demikian laporan FSB, Senin 08 Juli 2024.

Badan intelijen Rusia tersebut menyatakan bahwa intelijen Ukraina telah berupaya meyakinkan seorang pilot militer Rusia, yang tujuan agar membelot dengan menerbangkan jet pembom TU-22M3.

Jet pembom strategis supersonik Tupolev TU-22M3 saat lepas landas dari pangkalan udara. (Foto:Dok/Tupolev.ru)

“Selama permainan operasional, perwira kontraintelijen Rusia mengumpulkan informasi yang memungkinkan angkatan bersenjata kami untuk menembaki bandara Ozernoe milik Angkatan Bersenjata Ukraina,” catat FSB.

Misi kali ini bukan yang pertama kalinya. Sebelumnya, tepatnya musim panas tahun 2022, FSB mengklaim telah menggagalkan operasi rahasia serupa yang diatur oleh dinas khusus intelijen Ukraina.

Menurut badan intelijen tersebut, perwira intelijen militer Ukraina diduga bertindak atas perintah dari para pemimpin politik mereka, berupaya merekrut pilot militer Rusia dengan kompensasi uang dan janji kewarganegaraan Uni Eropa.

Rossiya-24 [VGTRK] melaporkan, ternyata misi agen intelijen Ukraina dengan merekrut pilot Angkatan Udara Rusia untuk memperoleh pesawat tempur Sukhoi Su-24, Su-34 ‘Fullback’ dan pembawa rudal supersonik Tupolev Tu-22M3.

Tupolev TU-22M3

Jet Tu-22M3, atau dikenal dengan kode NATO-nya ‘Backfire-C,’ adalah pesawat pengebom serang strategis dan maritim jarak jauh yang dikembangkan oleh Uni Soviet dan saat ini dioperasikan oleh Angkatan Udara Rusia. Pesawat ini merupakan varian canggih dari seri Tu-22M asli, yang dirancang oleh Biro Desain Tupolev.

Dari segi dimensi, Tu-22M3 memiliki panjang sekitar 42,46 meter (139 kaki), lebar sayap 34,28 meter (112 kaki) saat dibentangkan penuh, dan tinggi sekitar 11,05 meter (36 kaki).
.
Desain sayap dengan sapuan variabel memungkinkan penyesuaian konfigurasi sayap untuk mengoptimalkan kinerja pada berbagai kecepatan dan ketinggian.

Sistem propulsi Tu-22M3 terdiri dari dua mesin turbofan afterburning NK-25, yang masing-masing mampu menghasilkan daya dorong hingga 55.115 pon.

Pengaturan mesin yang kuat ini memungkinkan pesawat pengebom mencapai kecepatan maksimum sekitar Mach 1,88 (2.000 km/jam atau 1.243 mph) dan menyediakan jangkauan tempur sekitar 7.000 kilometer (4.350 mil) tanpa pengisian bahan bakar.

Kemampuan operasional

Karakteristik teknis Tu-22M3 meliputi avionik dan sistem navigasi yang canggih, awak empat orang (pilot, kopilot, navigator, dan perwira sistem persenjataan), dan berat lepas landas maksimum sekitar 126.400 kilogram (278.900 pon).

Pesawat ini juga dilengkapi dengan perangkat radar pelacak medan, penanggulangan peperangan elektronik (ECM), dan sistem penargetan sasaran yang canggih dan akurat.

Tu-22M3 dipersenjatai dengan berbagai senjata, menjadikannya platform serbaguna untuk berbagai profil misi. Persenjataannya meliputi rudal antikapal jarak jauh Kh-22 (AS-4 ‘Kitchen’) dan Kh-32.

Kemudian rudal nuklir jarak pendek Kh-15 (AS-16 ‘Kickback’), dan bom konvensional. Pesawat pengebom ini dapat membawa hingga 24.000 kilogram [52.910 pon] persenjataan di ruang bom internalnya dan di titik keras eksternal.

Kemampuan operasional Tu-22M3 sangat luas, memungkinkannya untuk melakukan pengeboman strategis, serangan maritim, dan misi pengintaian.

Pesawat ini dapat beroperasi dalam segala kondisi cuaca, siang atau malam, dan dapat menembus wilayah udara yang dijaga ketat. Performa jarak jauh dan kecepatan tinggi pesawat ini menjadikannya aset yang tangguh untuk proyeksi kekuatan dan pencegahan.