TANJUNGPINANG – Sejumlah pedagang di Pasar Bestari Bintan Centre, Batu IX, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) protes keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di sekitaran pasar tersebut.
Pantauan ulasan.co di sekitara Pasar Bestari Bintan Centre, memang terlihat PKL yang menjual kebutuhan pokok seperti cabai, sayuran, buah-buahan dan lainnya menjamur.
Bahkan beberapa pedagang dengan santainya berjualan di area parkir kendaraan serta trotoar untuk pejalan kali di sekitar ruko Pasar Bestari Bintan Centre.
Salah satu pedagang Pasar Besatari Bintan Centre, Nurbaya mengatakan, keberadaan PKL cukup membuat resah dan merugi. Sebab dagangan yang mereka jual sama dengan dagangan miliknya, namun dengan harga yang lebih murah.
“Sehingga tentu orang lebih banyak belanja di luar bang dari pada ke dalam pasar,” ungkap Nurbaya.
Pedagang lainnya, Lina juga mengeluhkan hal yang sama. Menurutnya, PKL membuat pembeli jadi malas berbelanja ke dalam pasar. Apalagi kadang PKL mematok harga lebih murah dari pada harga di dalam pasar.
“Walaupun kadang beda seribu tapi kan berpengaruh juga sama pembeli, dianggapnya lah kami yang di dalam ini mahal,” sebut Lina.
Lina menilai perbedaan situasi yang terjadi tidak adil, sebab untuk berjualan di dalam pasar mereka harus merogoh kocek Rp1,8 juta per bulan untuk sewa lapak.
Hal ini yang juga menambah modal yang mereka keluarkan, untuk berjualan selain modal barang dagangan.
“Bahkan ada yang sewa Rp80 juta hingga Rp120 juta per lima tahun,” ungkapnya.
“Kalau PKL tentu sewa lapaknya lebih murah,” ia menambahkan.
Pedagang pun pernah menyampaikan persoalan ini kepada PT Sinar Bahagia selaku pengelola swasta Pasar Bestari. Namun hingga 2 tahun masalah ini tidak pernah diselesaikan.
Lina pun berharap Pemerintah Kota Tanjungpinang ikut andil dalam menyelesaikan masalah tersebut.
“Kami minta Pemkot Tanjungpinang bantu kondisikan lah, kalau bisa tertibkan yang diluar itu, pasar jadi sepi kalau begini terus,” tuturnya.
Selain itu, pedagang juga berpesan agar Pemkot Tanjungpinang meninjau kembali tentang kebijakan pasar murah yang akhir-akhir ini gencar dilakukan. Pedagang menilai program tersebut juga membuat pasar menjadi sepi pembeli.