Pedagang Pasar Bintan Center Menjerit Rugi Pasca Dirazia Rahma

Pedagang Menjerit, Sewa Lapak dan Kios di Pasar Bintan Center Capai Puluhan Juta Rupiah
Suasan Pasar Bintan Center Tanjungpinang sepi pembeli. (Foto: Afriadi)

Tanjungpinang – Sejumlah pedagang di Pasar Bintan Center, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), mengeluh kondisi pasar sepi pengunjung pasca Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang melakukan razia protokol kesehatan (Prokes) dan tes Antigen terhadap pengunjung dan pedagang pada Sabtu (3/7) kemarin.

Sepinya pengunjung pasar itu diduga masayarakat masih takut karena ada temuan pedagang yang positif COVID-19 dan disebabkan cuaca hujan.

Sejumlah pedagang mengaku kondisi di pasar Bintan Center Tanjungpinang tak seperti pekan lalu yang ramai pembeli. Namun pagi ini mereka mengalami penurunan pendapatan, akibat sepinya pengunjung.

“Ramai apa pak ya sepi gini lah, tak laku sayuran, tak ada pembeli,” kata Nur, salah satu pedagang sayur di Bintan Center Tanjungpinang, Minggu (4/7).

Baca juga: Lis Darmansyah Ngamuk Soal Razia Prokes dan Tes Antigen di Pasar Bincen

Nur tampak memilah sayur-sayuran dagangannya yang mengalami layu karena tak terjual pada, Sabtu kemarin. Ia menceritakan, biasanya setiap akhir pekan dirinya bisa meraih pendapatan dua kali lipat dibandingkan saat hari kerja.

“Semalam saya dapat cuma Rp5 ribu aja, ini sayur sisa semalam lah, yang sudah layu dibuang,” ungkapnya.

Nur mengungkapkan, meskipun cuaca hujan dirinya terpaksa berjualan di pasar karena membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan biaya sewa lapak. Namun sebutnya, kondisi di pasar malah tak seperti dirinya harapkan.

“Di hari Sabtu-Minggu ini lah kita harapkan, semoga tak begini lagi, ini benar-benar menyusahkan orang, ya Allah bagaimana pemerintah kalau gini caranya,” ucapnya.

Zaroi salah satu pedagang ikan juga mengeluhkan hal yang sama sepinya pembeli. Namun katanya, hari ini agak sedikit lumayan dibandingkan semalam, meskipun sepi setidaknya ikan masih ada yang terjual.

“Kalau semalam langsung tidak ada, kalau hari ini alhamdulillah lumayan lah,” sebutnya.

Ia mengaku terpaksa banting harga karena kualitas ikan sudah menurun. Sebab, sebutnya, jika ikan tidak terjual maka akan busuk dan tidak bisa digunakan lagi.

“Ini dapat balik modal sudah syukur lah, semoga terjual lah, saya harap jangan kayak semalam lagi lah,” harapnya.

Ia menuturkan, sebenarnya pedagang sangat mendukung dan mau mengikuti pelaksanaan program rapid test antigen, tapi karena tidakan petugas di lapangan berlebihan sehingga membuat pedagang ketakutan.

“Pedagang banyak lari semalam, jangankan pengunjung pada juga lari, sebenarnya masyarakat itu mau swab, tapi jangan berlebihan lah,” pungkasnya.

Pewarta: Afriadi
Redaktur: Albet