Perang Ukraina Makin Ngeri, Rusia Isyaratkan Pakai Senjata Nuklir

Ilustrasi persenjataan Rusia, rudal Iskandr M berkemampuan nuklir. (Foto:net)

JAKARTA – Situasi perang di Ukraina hingga saat ini masih terus berlangsung, dan bakal menyeret ke dalam situasi mengerikan yakni perang senjata nuklir.

Rusia dilaporkan bakal menggunakan senjata nuklir, sebagai salah satu opsinya untuk mempertahankan diri di tengah agresi militernya di Ukraina yang saat ini mengalami kebuntuan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengatakan, Rusia mungkin dapat menggunakan senjata nuklir dalam ‘situasi tertentu yang mengerikan’.

“Kebijakan pencegahan nuklir Rusia sangat defensif. Penggunaan hipotesis senjata nuklir jelas dibatasi, oleh keadaan luar biasa dalam kerangka tujuan defensif yang ketat,” ucap Zakharova di Moskow yang diwartakan TASS.

Zakharova juga menambahkan, Rusia bisa saja membatalkan traktat Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis Baru (New START). Perjanjian itu kesepakatan antara Amerika Serikat(AS) dan Rusia dan berlaku sejak 2010 tentang pengendalian senjata nuklir.

Zakharova melanjutkan, pihaknya secara konsisten menyuarakan kepada semua pihak lain untuk membuat pernyataan bersama dari para pemimpin lima negara nuklir, tentang pencegahan perang nuklir dan tidak dapat diterimanya perlombaan senjata.

Penggunaan senjata nuklir telah berulang-ulang kali menjadi perbincangan di TV Rusia sejak Rusia menginvasi Ukraina yang sudah berlangsung selama setahun.

Namun, beberapa ahli meragukan Presiden Vladimir Putin bakal benar-benar menggunakan nuklir, dan mempertanyakan manfaat strategis jika menggunakannya.

“Dalam hal ini, ya, hanya jika Washington menunjukkan kemauan politik dan mengerahkan upaya untuk meredakan ketegangan dan menurunkan eskalasi serta menciptakan kondisi, untuk dimulainya kembali berfungsinya perjanjian secara penuh,” kata Zakharova seperti dikutip Newsweek.

Peringatan soal penggunaan senjata nuklir ini, datang disaat Rusia dilaporkan semakin kewalahan ketika menghadapi perlawanan dari pasukan militer Ukraina.

Dalam sepekan terakhir, Ukraina mengklaim berhasil merebut kembali tujuh wilayah di timur dan tenggara negaranya yang sempat diduduki pasukan Rusia.

Peperangan Rusia vs Ukraina juga tak lagi berpusat di timur saja, tapi telah meluas ke pusat hingga ibu kota Kyiv.

Amerika Serikat dan sekutu Barat lainnya juga terus memasok Ukraina dengan bantuan militer dan kemanusiaan, guna membantu Kyiv untuk mempertahankan diri.