TANJUNGPINANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) sebelumnya mencatat, ada ratusan orang yang mengidap gangguan kejiwaan. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, Rustam mengatakan, masalah percintaan hingga ekonomi jadi penyebabnya.
Kurang lebih ada 400 orang di Kota Tanjungpinang yang mengidap gangguan jiwa. Hal itu berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tanjungpinang hingga per September 2024.
Dari 400 orang gangguan jiwa tersebut dialami kalangan usia remaja dan dewasa hingga lanjut usia (lansia). Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, Rustam menyebutkan, gangguan jiwa yang dialami dipicu beberapa masalah seperti percintaan hingga ekonomi pada dirinya hingga keluarga.
Masalah percintaan sering terjadi di kalangan remaja. Sedangkan gangguan jiwa untuk kalangan dewasa terjadi, kaena disebabkan faktor gagalnya dalam pernikahan, ekonomi hingga gagal dalam membangun usaha.
“Kalau lansia, cenderung mengidap gangguan jiwa dikarenakan kesepian hingga merasa ditinggal anak-anaknya,” kata Rustam di Kota Tanjungpinang, Ahad 29 September 2024.
Orang dalam gangguan jiwa tersebut sedang menjalani perawatan di rumahnya masing-masing. Karena keluarganya rutin mengambil obat sesuai resep dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tanjungpinang, dan RSUD Raja Ahmad Tabib (RAT) Provinsi Kepri-Tanjungpinang.
“Tidak ada (orang dalam gangguan jiwa) yang dirawat di RSJKO di Tanjunguban,” sambung Rustam.
Rustam menambahkan, orang dalam gangguan jiwa tidak bakal sembuh dari penyakit yang dideritanya. Tapi, mereka bisa mengontrol emosional, dan dapat beraktivitas seperti orang normal Jika rutin minum obat, serta mendapat dukungan dari pihak keluarga.
“Tidak didukung oleh keluarganya, mereka (orang dalam gangguan jiwa) akan kambuh lagi, dan emosionalnya bisa tak terkontrol,” terang Rustam.
Maka dari itu, lanjut dia, peran keluarga sangatlah penting dalam merawat hingga menyembuhkan anggota keluarganya mengidap gangguan jiwa.
“Tapi kebanyakan orang, menganggap orang dalam gangguan jiwa adalah beban dan tidak berguna,” sebut dia.