Perhatian! Pasien Saraf Terjepit perlu Ketahui Hal Ini

Ilustrasi seorang wanita alami nyeri di leher (Pixabay)

Atasi nyeri saraf terjepit tak harus lewat operasi

Nyeri akibat kondisi saraf terjepit saat ini tak harus diatasi dengan tindakan bedah terbuka, tetapi bisa melalui manajemen intervensi nyeri (IPM) yang minimal invasif (meminimalkan luka sayatan).

Dokter spesialis bedah saraf sekaligus Ketua Indonesian Neurosurgical Pain Society (INPS), Wawan Mulyawan mengatakan, tindakan ini bisa dilakukan bila pasien mengalami nyeri luar biasa akibat HNP sudah terjadi berbulan-bulan atau bahkan akut.

“Bahkan pada beberapa orang nyerinya luar biasa, diberikan obat tidak hilang atau tidak responsif terhadap pengobatan medik biasa seperti obat, fisioterapi,” kata dia.

Menurut Wawan, tak hanya mengurangi atau menghilangkan nyeri, IPM juga bisa sekaligus menghilangkan HNP terutama pada pasien yang masih menolak operasi.

“Pasien dengan saraf terjepit ringan, nyeri cukup signifikan. Apakah akan dilakukan operasi terbuka? IPM seperti discFX, endoskopi bisa memberikan solusi. Kami bermain di medium effect ini tetapi bisa juga untuk long lasting. Kita lebih pada minimal invasive,” tutur Wawan.

Saat ini sudah ada beragam tindakan IPM yang sudah dikembangkan di Indonesia seperti kateter Racz, Disc FX, endoskopi tulang belakang, laser hingga radiofrekuensi ablasi (RFA). Kelebihan terapi ini, selain minimal invasif juga tanpa rawat inap, pembiusan lokal, sayatan hanya sekitar 7mm dan pemulihan cepat.