Pertamina Bulan Ini Bakal Luncurkan BBM Bioetanol, Ini Penjelasannya

Foto lokasi aktivitas eksplorasi migas PT Pertamina. (Foto:Dok/Pertamina)

JAKARTA – PT Pertamina bulan ini bakal meluncurkan jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Bioetanol.

Bioetanol hasil produksi Pertamina itu, merupakan campuran dari Pertamax dan nabati etanol.

Jenis bahan bakar ini merupakan bahan bakar baru, dari sumber energi terbarukan.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengungkapkan, etanol yang digunakan nanti berasal dari molases tebu.

Ia juga menekankan, transisi energi ini bukan sekadar memiliki ambisi untuk menurunkan karbon emisi. Tetapi lebih penting untuk mewujudkan kemandirian energi. Sama seperti BBM jenis biodiesel.

Bioetanol juga menjadi bahan bakar alternatif, yang dicampur dengan energi yang bersumber dari nabati. Bedanya, bahan bakar ini biasa digunakan untuk kendaraan bermesin bensin.

Sebelum Indonesia, sudah banyak negara di dunia yang memakai bahan bakar jenis ini. Sebagai contoh China yang sudah merilis kebijakan, untuk mewajibkan penggunaan etanol di seluruh wilayah pemerintahannya Januari 2020.

Namun ada kendala akibat penolakan dari pengusaha lokal, ongkos produksi etanol yang tinggi, dan terbatasnya bahan baku.

Berbeda dengan China, Amerika Serikat (AS) dan Brazil merupakan negara yang sukses menerapkan etanol sebagai komponen wajib dalam campuran bahan bakar kendaraan.

Keduanya juga merupakan negara dengan tingkat produksi etanol tertinggi di dunia. Sebagai contoh, sepanjang periode 2018 AS berhasil memproduksi 16,1 miliar gallon.

Sedangkan Brazil, berada di posisi kedua dengan jumlah produksi sebesar 7,95 miliar gallon.

Keunggulan bioetanol

Pertama Bioetanol merupakan zat kimia yang memiliki banyak kegunaan. Misalnya sebagai bahan kosmetik, bahan bakar, pelarut, dan bahan minuman keras.

Selain itu, penggunaan bioetanol dapat mengurangi emisi gas CO (ramah lingkungan) secara signifikan. Bioetanol bisa dipakai langsung sebagai BBM atau dicampurkan ke dalam premium sebagai aditif dengan perbandingan tertentu (Gasohol atau Gasolin alcohol).

Jika dicampurkan ke bensin, maka bioetanol bisa meningkatkan angka oktan secara signifikan.

Lalu campuran 10 persen bioetanol ke dalam bensin, akan menaikkan angka oktan premium akan setara dengan Pertamax (angka oktan 91),

Selanjutnya, production cost bioetanol relatif rendah. Oleh karena itu, bioetanol dapat dibuat oleh siapa saja termasuk UMKM dan industri rumah tangga.

Berikutnya, teknologi pembuatan bioetanol tergolong low technology. Sehingga masyarakat awam dengan pendidikan terbatas dapat membuat bioetanol secara mandiri.

Terakhir, sumber bioetanol seperti singkong, tebu, buah-buahan dan jagung mudah dibudidayakan.