Jakarta – Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson mendesak agar final Liga Champion musim 2021/2022 tidak digelar di Rusia. Desakan itu muncul setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mendeklarasikan operasi militer khusus ke Ukraina, Kamis (24/2).
Laga final Liga Champions 2022 dijadwalkan berlangsung di Stadion Krestovsky, Saint Petersburg, pada Mei mendantang.
Inggris mengatakan akan membahas lokasi tersebut dengan badan pemerintahan terkait.
“Saya pikir tidak dapat dibayangkan bahwa turnamen sepak bola internasional besar dapat berlangsung di Rusia setelah invasi negara berdaulat,” kata Johnson saat ditanya apakah dia akan mendorong final Liga Champions untuk dipindahkan.
Baca juga: Rusia Serang Ukraina, Lumpuhkan Infrastruktur Militer
Menteri Olahraga Inggris, Nadine Dorries mengatakan bahwa Inggris akan mengangkat masalah ini dengan otoritas sepak bola.
I have serious concerns about the sporting events due to be held in Russia, such as the Champions League Final, and will discuss with the relevant governing bodies.
We won’t allow President Putin to exploit events on the world stage to legitimise his illegal invasion of Ukraine.
— Nadine Dorries (@NadineDorries) February 22, 2022
“Saya memiliki keprihatinan serius tentang acara olahraga yang akan diadakan di Rusia, seperti Final Liga Champions dan akan berdiskusi dengan badan pemerintahan terkait,” kata Dorries dalam sebuah cuitan di akun Twitter-nya.
“Kami tidak akan membiarkan Presiden Putin mengeksploitasi peristiwa di panggung dunia untuk melegitimasi invasi ilegalnya ke Ukraina.”
Baca juga: Ukraina Sebut 8 Orang Tewas Akibat Serangan Rusia
Badan sepak bola Eropa UEFA mengatakan sedang memantau situasi dengan cermat.
“Sehubungan dengan final Liga Champions UEFA 2022 di St Petersburg, UEFA secara konstan dan cermat memantau situasi dan setiap keputusan akan dibuat pada waktunya bila perlu,” kata UEFA kepada Reuters dalam sebuah pernyataan.
Final Liga Champions 2021, yang dimenangkan Chelsea atas Manchester City, awalnya akan dimainkan di St Petersburg, tetapi akhirnya dipindahkan ke Porto karena pembatasan perjalanan COVID-19.