Polisi Amankan Tujuh Pelajar Diduga Hendak Perang Sarung di Bintan

Tujuh pelajar yang dimanakan personel Polsek Bintan Timur karena diduga akan perang sarung, Ahad 17 Maret 2024 dini hari. (Foto:Dok/Istimewa)

BINTAN – Polisi mengamankan 7 pelajar yang diduga hendak melakukan aksi Perang Sarung di Kijang, Bintan Timur, Kepulauan Riau (Kepri), 17 Maret 2024 dini hari.

Tujuh pelajar tersebut langsung digelandang ke Polsek Bintan timur untuk dimintai keterangan dan diberikan pembinaan.

Pelajar yang digiring ke Polsek Bintan Timur tersebut berinisial R, SF, RNK, RM, AS, HSW, dan ABBM.

Pasalnya, polisi menemukan tiga helai sarung di dalam jok motor milik mereka. Sarung yang ditemukan sudah berbentuk seperti sabuk atau pecut.

Melihat bentuk sarung tersebut, anggota Polsek Bintan Timur menduga sarung tersebut diduga akan digunakan sebagai alat perang sarung antar kelompok remaja di Jalan Lintas Timur, Kecamatan Bintan Timur.

Atas temuan tersebut, polisi memberikan arahan maupun pembinaan bahayanya terhadap aksi perang sarung yang akan mereka lakukan.

Setelah itu, polisi meminta mereka yang masih status pelajar membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi lagi perbuatannya. Jika kedapatan kembali, maka mereka akan terima sanksi.

“Kita kasih sanksi lisan dulu kepada 7 orang remaja itu. Setelah itu, kita suruh mereka pulang ke rumah masing-masing,” kata Kepala Polsek Bintan Timur, AKP Rugianto.

Selain itu, nggota Polsek Bintan Timur juga menemukan minuman beralkohol (mikol) seperti 1 botol merek drum dan 1 botol merek apek botak.

Mikol yang didapat dari tempat kelompok remaja yang sedang nongkrong hingga larut malam. Tapi, tidak diketahui siapa pemilik mikol tersebut.

Pasalnya, para remaja langsung membubarkan diri setelah polisi yang sedang melakukan patroli menghampiri mereka.

“Kita tidak tau siapa yang punya. Intinya, punya remaja yang awalnya duduk sambil konsumsi mikol hingga larut malam,” ucap dia.

Ia mengimbau hingga mengajak masyarakat khususnya para remaja untuk membuat kegiatan yang positif selama bulan suci Ramadhan. Seperti salat tarawih hingga tadarusan di surau maupun masjid.

“Kita minta para orangtua untuk sama-sama mengawasi anak-anak kita. Jangan sampai anak kita berbuat yang tidak diinginkan. Sehingga membahayakan diri sendiri maupun orang lain,” sebut dia.