Polri Kerahkan 400 Personel Tambahan untuk Pengamanan Dialog Relokasi Rempang

Bentrok Aparat dengan Warga Rempang
Bentrok antara aparat dengan warga Pulau Rempang, Kecamatan Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. (Foto: Muhamad Islahuddin)

JAKARTA – Mabes Polri mengirimkan 400 personel tambahan ke wilayah Rempang, Batam buntut kericuhan yang terjadi di Kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam, Senin (11/09/2023).

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menyampaikan, 400 personel tambahan yang dikerahkan tersebut dalam rangka pengamanan mediasi dan dialog terkait proses relokasi dari Pulau Rempang.

“Tentunya kekuatan personel terus kita tambah, dan ada kurang lebih 4 Satuan Setingkat Kompi (SSK) sampai hari ini yang kita tambahkan. Ini akan terus kita tambahkan, sesuai dengan eskalasi ancaman yang terjadi,” kata Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, Kamis (14/9) dikutip dari cnnindonesia.

Akibat kericuhan di Kantor BP Batam itu, petugas yang berada di lokasi langsung mencoba mengamankan BP Batam dengan membuat barikade.

Hanya saja, lanjut Kapolri, sejumlah personel mengalami luka-luka dan beberapa bagian gedung kantor BP Batam mengalami kerusakan.

“Mau tidak mau itu harus kita cegah, dan kita dorong juga terjadi penyerangan terhadap anggota. Saat itu kita hanya bertahan, sehingga ada anggota yang terluka,” ujar Listyo.

Tak hanya penegakkan hukum, Listyo juga menegaskan, personel tambahan itu nantinya akan ikut membantu pengamanan sosialisasi yang dilakukan pemerintah setempat.

Baca juga: Gubernur Kepri Tanggapi Jokowi Soal Tidak Baiknya Komunikasi Terkait Penyelesaian Rempang
Baca juga: Relokasi Rempang Tetap Lanjut, Warga Sementara Akan Dipindah ke Rusun

Dengan harapan pada dialog nantinya, masyarakat dapat memahami tujuan pembangunan serta relokasi oleh BP Batam selaku pemilik tanah.

“Sehingga mau tidak mau pada saat itu dibutuhkan harus diserahkan. Namun di sisi lain pemerintah dalam hal ini BP Batam juga memikirkan rencana relokasi,” jelasnya.

“Termasuk juga kita kira apabila itu menyangkut masalah mata pencaharian masyarakat dicarikan di lokasi yang kemudian masyarakat bisa melanjutkan aktivitasnya dalam rangka memenuhi nafkah hidupnya,” imbuhnya.

Sebelumnya konflik bermula dari rencana relokasi warga di Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang Baru dalam mengembangkan investasi di Pulau Rempang menjadi kawasan industri, perdagangan dan wisata yang terintegrasi.

Proyek yang dijalankan PT Makmur Elok Graha (MEG) ditargetkan bisa menarik investasi besar, yang akan menggunakan lahan seluas seluas 7.572 hektare, atau sekitar 45,89 persen dari total luas Pulau Rempang 16.500 hektare.

Warga yang mendiami di Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang Baru tersebut harus direlokasi ke lahan yang sudah disiapkan. Jumlah warga tersebut diperkirakan antara 7.000 sampai 10.000 jiwa.