Ratusan Mahasiswa dan Pelajar Kepri Dukung Moderasi Beragama

Mahasiswa
Ratusan mahasiswa mendukung kegiatan seminar modernisasi beragama di Kampus STAIN SAR Kepri. (Foto: Randi Riezky)

BINTAN – Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dan organisasi kemahasiswaan mendukung moderasi beragama.

Dukungan itu disampaikan dalam seminar yang diselenggarakan Jaringan Penggerak Moderasi Beragama Nusantara di Auditorium Razali Jaya Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Sultan Abdul Rahman (STAIN SAR), Jumat 8 Maret 2024.

Selain sekitar 250 orang mahasiswa yang hadir, ratusan pelajar dan santri dari berbagai pondok pesantren juga sepakat menyatakan “intolelir no way, moderasi beragama yes good” dalam seminar tersebut.

Ketua STAIN SAR Muhammad Faisal mengatakan moderasi beragama merupakan sikap yang perlu diwujudkan baik di lingkungan pendidikan maupun dalam kehidupan masyarakat. Kepri memiliki sikap toleransi yang tinggi secara nasional.

“Kita harus menerima cara berpikir, bersikap dan tradisi lokal agar tercipta kedamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujarnya dalam seminar bertema “Peran Lembaga Pendidikan Dalam Moderasi Beragama”.

Faisal juga mengingatkan kepada mahasiswa dan pelajar untuk bijak menggunakan media sosial. Ujaran kebencian yang disalurkan melalui media sosial merupakan perbuatan tidak terpuji dan melanggar hukum sehingga tidak perlu dilakukan.

Ketua Jaringan Penggerak Moderasi Beragama Nusantara, Randi Rizki mengatakan sikap moderasi beragama perlu ditumbuhkembangkan dalam kehidupan masyarakat.

“Perbedaan warna kulit, agama dan kepercayaan itu merupakan keniscayaan sehingga tidak perlu dipersoalkan. Perbedaan sikap dan pikiran pula merupakan anugerah yang seharusnya menyejukkan,” katanya.

Baca juga: JPMB Nusantara Kepri Gelar Seminar Moderasi Beragama di STAIN Sultan Abdurrahman

Diskusi antarmahasiswa dan antarpelajar baik secara formal maupun informal perlu dibudayakan di lingkungan kampus, sekolah dan pondok pesantren. Perbedaan pemikiran dan sikap tidak perlu dipersoalkan, terutama dalam hal keyakinan.

“Sudah saatnya kita berpikir maju, tidak mempertentangkan perbedaan keyakinan. Sikap toleransi beragama yang perlu ditumbuhkembangkan,” ucapnya. (*)

Ikuti Berita Ulasan.co di Google News