TANJUNGPINANG – Kabar duet Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) menjadi perhatian bagi kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Pasalnya, kabar duet Anies-Cak Imin menjadi kejutan dunia politik nasional. Sebab, Anies sebelumnya telah diusung Partai NasDem, PKS dan Partai Demokrat sebagai Capres.
Sedangkan Cak Imin selama ini digadang-gadang kandidat kuat jadi Cawapres, Prabowo Subianto, yang diusung Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Merespons kabar itu, Ketua Bidang Pembinaan Wilayah (BPW) Sumbagut Dewan Pengurus Pusat PKS, Raden Hari Tjahyono mengatakan, PKS Kepri solid dan tetap menjaga stabilitas politik nasional berjalan baik dan lancar.
Ia menuturkan, siapun yang dipilih Anies Baswedan, pihaknya memandang bahwa itu adalah keputusan terbaik.
“Insyaallah kami tetap mendukung apapun hari yang menjadi pilihan Anies Baswedan,” ujar Raden, Jumat (01/09).
Sementara, PKB wilayah Kepri belum memberikan pandangan secara spesifik. Namun, sampai Jumat siang, penunjukan Partai NasDem terhadap Cak Imin sebagai Cawapres bakal mendampingi Anies, besar kemungkinan tidak akan ditolak.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB Kepri, Rocky Bawole menegaskan, sejak pagi sampai sore ini, seluruh pengurus mulai dari DPP hingga DPW se-Indonesia tengah konsen rapat membahas ‘pinangan’ Partai NasDem.
“Saat ini masih rapat seluruh DPP dan DPW se-Indonesia, terkait penunjukkan NasDem memilih Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Cak Imin sebagai Cawapres,. Insyaallah sore ini, saya informasikan kembali apa hasil pertemuannya,” imbuhnya.
Baca juga: Anies Gandeng Cak Imin, DPD Partai Demokrat Kepri Minta Kader Tetap Tenang
Sementara itu, Pengamat Kebijakan Publik Kepri, Alfiandri mengamati pinangan Capres Anies Baswedan terhadap Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menilai pilihan tersebut sebagai pandangan yang positif ke depan.
Ia menyampaikan, tidak dipilihnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Cawapres adalah sebuah konsekuensi politik. Menurutnya, politik itu bicara soal masa depan. Dia secara tegas, menekankan agar AHY tidak ‘baperan’ atas keputusan ini. Justru menjadikan sebagai evaluasi sebagai pemimpin sebuah partai besar di Indonesia.
“Jangan jadi baperan, inilah konsekuensi politik. Pilihan itu, bisa bisa sewaktu-waktu berubah, belum tentu juga PDI Perjuangan tetap konsekuensi menjadikan Ganjar sebagai Presiden,” ujarnya. (*)
Ikuti Berita Lainnya di Google News