Ia menjelaskan, ada banyak perangkap yang bisa menjerat orang menjadi korban TPPO. Salah satu yang paling santer adalah saat seseorang berada pada posisi rentan seperti putus sekolah, korban bencana alam, terjebak kemiskinan, punya masalah keluarga dan lain sebagainya. Korban akan mudah mendapatkan tawaran dan bujuk rayu dari mafia yang mengimingi proses yang mudah dan cepat.
“Apalagi sekarang dibantu dengan kemajuan teknologi dan media. Mafia itu selalu memberikan janji-janji surga yang menggiurkan,” katanya.
“Karena mereka kurang informasi masuklah mereka dalam perangkap mafia,” sambungnya.
Pemerintah Tidak Serius
Romo Paschal menerangkan, alasan kenapa orang memilih jalur ilegal saat ingin bekerja keluar negeri. Hal ini tidak terlepas dari sistem tata kelola penempatan pekerja migran resmi yang masih carut-marut.
“Sehingga jalur legal tidak menjadi pilihan yang utama,” jelasnya.
Sehingga mafia membaca peluang ini dan menawarkan jalur yang lebih cepat. Ia menilai pemerintah masih kalah dalam hal promosi dalam mengampanyekan keberangkatan dengan cara yang baik dan aman.
“Mafia itu luar biasa, dia hampir tiap hari menyebarkan informasi lewat medsos yang nampaknya begitu sempurna yang padahal itu perangkap,” tuturnya.
Bahkan ia menilai pemerintah tidak pernah serius dalam menangani hal ini, bahkan tak ada langkah konkret dalam mengedukasi masyarakat. “Bahkan peningkatan SDM dalam mengurusi ini sangat lemah,” ucapnya.
Walaupun ia memahami pekerjaan tersebut tidaklah mudah. Maka dari itu diperlukan sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam memerangi mafia penyelundupan PMI non prosedural. (*)
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News