Rusia Sukses Uji Rudal Antarbenua ‘Sarmat’ Tercanggih di Dunia

Sarmat
RS-28 Sarmat ICBM. (Foto:Vitaly Kuzmin)

LONDON – Rusia dikabarkan sukses menguji peluru kendali (rudal) Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) RS 28-Sarmat, yang didaulat sebaga rudal antarbenua tercanggih saat ini.

Uji coba Rudal berkode RS-28 tersebut dilakukan Rusia, sebagai unjuk kekuatan menjelang dua bulan invasi ke Ukraina.

Presiden Rusia, Vladimir Putin menyatakan, uji coba itu akan membuat musuh-musuh Rusia berhenti dan berpikir.

“Sistem baru ini memiliki karakteristik taktis dan mekanis tercanggih, dan mampu mengalahkan semua jenis pertahanan modern antirudal. Di dunia tidak ada yang sama dengan ini, dan untuk waktu lama tidak akan ada,” kata Putin.

Di televisi, Putin terlihat diberi pengarahan oleh militer bahwa rudal yang sudah lama dinantikan tersebut, Sarmat, sudah diujicobakan untuk pertama kalinya.

“Senjata yang betul-betul sangat unik ini, akan memperkuat kemampuan tempur angkatan bersenjata kita. Memastikan Rusia aman dari ancaman asing, serta akan membuat siapa pun berpikir dua kali sebelum mengancam negara kita.”

Baca juga: Mariupol Dikepung Rusia, Ukraina Ajak Berunding

Sarmat ditembakkan dari Plesetsk di Rusia barat laut, dan mengenai target-targetnya di Semenanjung Kamchatka, yang berjarak hampir 6.000 kilometer dari lokasi peluncuran.

Ketika mengumumkan pengerahan pasukan ke Ukraina delapan pekan lalu, Putin menyebut-nyebut soal kekuatan nuklir Rusia.

Pada saat itu, ia memperingatkan negara-negara Barat bahwa apa pun tindakan yang akan menghalangi pergerakan Rusia “akan menimbulkan akibat yang tidak pernah dirasakan sebelumnya dalam sejarah kalian.”

Beberapa hari kemudian, Putin memerintahkan pasukan nuklir Rusia untuk bersiaga penuh.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pada Rabu (20/4) bahwa Sarmat ditembakkan dari tempat peluncuran pada pukul 15.12 waktu Moskow.

Proses pembuatan Sarmat berlangsung selama bertahun-tahun.

Peluncuran rudal tersebut tidak mengejutkan negara-negara Barat, namun berlangsung pada saat ketegangan geopolitik sangat tinggi.

Baca juga: Putin Perbarui Strategi Rusia di WTO Akibat Sanksi Negara Barat