KIEV – Ukraina mengajak Rusia untuk berunding di Kota Pelabuhan Mariupol yang dikepung Rusia, yang kini sebagian kondisinya luluh lantak.
Para tentara Ukraina yang masih berada di kota tersebut, tidak mengindahkan ultimatum dari Rusia agar menyerah.
Mereka menyatakan tidak akan berubah sikap.
Mereka justru menginginkan perjanjian, yang memungkinkan para warga sipil pergi dari kota itu.
Seorang anggota senior Batalyon Azov, yang sekarang menggabungkan diri dengan angkatan bersenjata Ukraina, serta memimpin gerakan pertahanan di Mariupol, menyatakan menolak tuntutan Rusia untuk meletakkan senjata.
“Karena itu saya meminta agar jaminan-jaminan ini ditegakkan. Hanya dengan bantuan pihak ketigalah para warga sipil bisa meninggalkan daerah ini,” kata wakil komandan Azov Svyatoslav Palamar, melalui rekaman video.
Azov, kata Palamar, sudah meminta Podolyak dan Arakhamia dan perunding lainnya dari Ukraina untuk datang ke Mariupol guna menjalankan perundingan dengan para negosiator utama Rusia.
Baca juga: Putin Perbarui Strategi Rusia di WTO Akibat Sanksi Negara Barat
Gempuran Rusia yang terus menerus serta gencatan senjata yang tidak dijalankan, kata batalyon itu, telah membuat evakuasi mustahil dilaksanakan.
Tim perunding Ukraina pada Rabu (20/4) menawarkan kepada Rusia, untuk melakukan perundingan khusus tanpa syarat di Mariupol.
Sementara, tujuan perundingan tersebut agar bisa mengevakuasi pasukan dan warga sipil dari kota pelabuhan yang terkepung itu.
Anggota perunding Ukraina, Mykhailo Podolyak mengatakan di Twitter, bahwa perundingan bisa dilangsungkan “satu lawan satu. Dua lawan dua. Untuk menyelamatkan orang-orang kami, (batalyon kanan-jauh) Azov, militer, warga sipil, anak-anak, orang-orang yang masih hidup dan yang mengalami luka-luka”.
Ukraina pada Rabu (20/4) menuduh pasukan Rusia, tidak menjalankan perjanjian gencatan senjata di daerah setempat dalam waktu yang cukup untuk memberi kesempatan bagi perempuan, anak-anak, dan warga lanjut usia dalam jumlah besar untuk meninggalkan Mariupol.
Kota itu sebagian besar sudah luluh lantak karena serangan pasukan Rusia.
Baca juga: Rusia Ultimatum Pasukan Ukraina di Mariupol Segera Menyerah
