Tanjungpinang – Fenomena Blue Moon atau Bulan Biru akan menghiasi langit seluruh Indonesia pada Minggu (22/08) malam.
Peneliti Pusat Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Andi Pangerang mengatakan, terdapat dua jenis blue moon yakni Bulan Biru Musiman (Seasonal Blue Moon) dan Bulan Biru bulanan (Monthly Blue Moon).
Bulan Biru Musiman (Seasonal Blue Moon) ialah Bulan Purnama ketiga dari salah satu musim astronomis yang di dalamnya terjadi empat kali Bulan Purnama. Sedangkan, Bulan Biru bulanan (Monthly Blue Moon), ialah Bulan Purnama kedua dari salah satu bulan di dalam kalender Masehi yang di dalamnya terjadi dua kali Bulan Purnama.
“Purnama pada 22 Agustus mendatang termasuk ke dalam Bulan Biru Musiman,” jelasnya dikutip dari laman LAPAN.go.id, Minggu (22/08).
Lanjutnya, Bulan Biru Musiman terjadi setiap dua atau tiga tahun sekali, sebelumnya pernah terjadi pada 19 Mei 2019 dan 22 Mei 2016. Fenomena itu pun akan terjadi kembali pada 20 Agustus 2024 dan 20 Mei 2027 mendatang.
Menurutnya, fenomena Blue Moon merupakan fenomena yang sangat langka. Hal itu karena Bulan Biru Musiman terjadi sedikit lebih jarang dari pada Bulan Biru bulanan. Dalam 1100 tahun antara 1550 dan 2650, ada 408 Bulan Biru Musiman dan 456 Bulan Biru Bulanan. Dengan demikian, baik musiman maupun bulanan, Bulan Biru terjadi kira-kira setiap dua atau tiga tahun.
“Bulan Biru yang benar-benar berwarna biru dapat terjadi sangat langka dan tidak ada hubungannya dengan kalender, fase Bulan atau jatuhnya musim, melainkan akibat dari kondisi atmosfer.”
“Abu vulkanik dan kabut asap, droplet di udara, atau jenis awan tertentu dapat menyebabkan Bulan Purnama tampak kebiruan,” pungkasnya. (*)
Pewarta: Muhammad Chairuddin
Redaktur: Muhammad Bunga Ashab