Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan pemanfaatan sumber energi alternatif harus dioptimalkan untuk mengurangi ketergantungan minyak dan bahan bakar.
“Energi fosil masih mendominasi bauran energi primer meski memiliki potensi yang berlimpah dari energi baru terbarukan. Untuk itu sumber energi alternatif harus dapat dioptimalkan,” kata Arifin Tasrif dalam webinar “Indonesia Energy Transition Dialogue 2021” yang dipantau di Jakarta, Senin.
Arifin mengatakan, konsumsi minyak di dalam negeri lebih tinggi dibandingkan kapasitas produksinya sehingga mengakibatkan peningkatan impor minyak dan defisit neraca perdagangan.
Ia menyebut, energi fosil masih mendominasi produksi energi dengan memasok sekitar 90 persen kebutuhan produksi energi di Tanah Air. Sementara itu, Energi Baru Terbarukan (EBT) hanya berkontribusi sebesar 11,2 persen terhadap bauran energi nasional, dan baru dimanfaatkan 2,6 persen dari total potensi yang ada.
Baca Juga : Tanah Datar Sumbar Usulkan Sembilan Geosite ke Kementerian ESDM RI
Guna mendorong optimalisasi EBT, kata Arifin, Kementerian ESDM menerapkan sejumlah kebijakan di antaranya phasing out atau penghentian secara bertahap operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara dalam rangka menuju target net zero emission atau netral karbon.
Lanjut dia, pemerintah juga tengah melakukan pengembangan EBT secara masif serta pengembangan interkoneksi super grid. Hal ini dilakukan untuk memberikan efisiensi dari pelaksanaan konservasi energi.
“Kapasitas pembangkit listrik EBT dapat optimal bila didukung interkoneksi super grid yang memungkinkan menyalurkan tenaga listrik dan menghubungkan antara demand dan resource EBT,” ujarnya.
Arifin menegaskan, pemerintah berkomitmen untuk melakukan transformasi energi dan dekarbonisasi melalui optimalisasi EBT.
“Hasil proyeksi kami menuju target net zero emission pada sektor energi akan berkontribusi mengurangi emisi 1526 juta ton CO2 emission atau emisi karbon,” pungkasnya.
Pewarta : Antara
Redaktur: M Rakhmat