Tato Henna: Fakta yang Harus Anda Ketahui Sebelum Menggunakannya

Ilustrasi - tato henna hiasan pada kulit dalam tradisi pernikahan di beberapa daerah di Indonesia.
Ilustrasi - tato henna hiasan pada kulit dalam tradisi pernikahan di beberapa daerah di Indonesia. (Foto: freepik)

Hai Sahabat Ulasan, tato henna adalah salah satu metode untuk menciptakan pola pada kulit dengan tujuan meningkatkan daya tarik visual.

Meskipun sering diklaim sebagai bahan alami, penambahan bahan pewarna tambahan pada tato henna dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit.

Henna (Lawsonia inermis) adalah tanaman yang umum tumbuh di wilayah tropis dan subtropis seperti Asia dan Afrika. Daunnya sering dikeringkan dan diolah menjadi pewarna alami untuk rambut, kuku, atau tinta sementara untuk tato.

Baca Juga: 7 Pilihan Masker Wajah Terbaik Untuk Kulit Sehat dan Berseri

Di Indonesia, henna juga dikenal dengan sebutan inna atau pacar. Selain digunakan sebagai pewarna rambut dan kuku, henna sering diaplikasikan sebagai hiasan pada kulit dalam tradisi pernikahan di beberapa daerah di Indonesia.

Bahan Berbahaya dalam Tato Henna dan Dampaknya pada Kulit

Warna alami yang dihasilkan oleh henna terdiri dari nuansa jingga, cokelat, dan merah. Namun, tinta tato sementara yang sering dijual dengan klaim berbahan dasar henna sering kali memiliki warna hitam.

Untuk mencapai warna hitam pekat pada tato henna, perlu ditambahkan zat pewarna lainnya. Salah satu bahan kimia yang sering ditambahkan ke dalam tato henna hitam adalah tar batu bara atau PPD (p-phenylenediamine).

Pada beberapa orang, penggunaan PPD pada kulit dapat menyebabkan reaksi alergi yang muncul pada hari pertama hingga 3 minggu setelah penggunaan tato henna.

Reaksi alergi kulit dapat menyebabkan peradangan yang ditandai dengan gatal, ruam merah, perubahan warna kulit, hingga peningkatan sensitivitas kulit terhadap sinar matahari.

Selain itu, peradangan pada kulit dapat mengakibatkan lepuhan dan meninggalkan luka yang bisa menjadi jaringan parut yang cukup dalam.

Selain menimbulkan reaksi alergi pada kulit, penggunaan tato henna pada individu dengan defisiensi G6PD dapat mempercepat kerusakan sel darah merah. Kondisi ini bisa menjadi serius dan berpotensi mengancam nyawa penderitanya.

Baca Juga: Serum Jerawat untuk Remaja: Berikut Manfaat dan Tips Memilih Produk yang Tepat

Tips untuk Mengurangi Risiko Bahaya Tato Henna

Untuk menghindari risiko reaksi alergi pada kulit, beberapa tips yang bisa diterapkan saat menggunakan tato henna antara lain:

  • Pilihlah tato henna dengan warna jingga, merah, atau cokelat. Jika warnanya terlalu gelap, kemungkinan besar telah ditambahkan zat pewarna lain.
  • Periksa label pada kemasan untuk informasi mengenai kandungan dalam tato henna sebelum menggunakannya. Bahan tambahan biasanya tercantum dengan nama phenylenediamines atau toluenediamines.
  • Jika tato henna tidak memiliki label bahan atau ada keraguan terkait kandungannya, sebaiknya hindari penggunaannya.
  • Lakukan uji reaksi alergi terlebih dahulu dengan mengaplikasikan tato henna pada area kecil kulit.
  • Hindari menggunakan tinta tato henna pada area kulit yang sensitif.

Selain tips di atas, disarankan untuk menghindari tato henna yang diiklankan sebagai tahan lama karena kemungkinan telah ditambahkan bahan kimia.

Biasanya, tato henna dapat bertahan selama 14 hari sebelum warnanya mulai memudar. Untuk membantu menghilangkannya, Anda dapat merendam tato henna dalam campuran air dan garam atau menggosoknya dengan sabun antibakteri.

Namun, jika tato henna tidak hilang atau Sahabat Ulasan mengalami reaksi alergi seperti gatal, perih, atau munculnya lepuhan pada kulit setelah penggunaannya, segera konsultasikan dengan dokter untuk penanganan yang tepat.***

Ikuti Artikel Lainnya diĀ Google News