Teknologi Nuklir Batan Bantu Atasi Limbah Plastik

Penggiat lingkungan saat memilah sampah plastik untuk dimanfaatkan kembali. (Foto: Antara)

Sementara pelacakan keberadaan limbah mikroplastik di pantai atau laut bisa dilakukan dengan aplikasi teknik nuklir. Keberadaan mikroplastik tersebut dapat diketahui dari depositnya di dalam sedimen menggunakan teknik isotop alam yaitu teknik Pb (Timbal)-210 dating.

Teknik tersebut digunakan untuk mengetahui sudah berapa lama plastik atau mikroplastik terdeposit di dalam lapisan sedimen.

Melalui teknik itu, umur sedimen dapat diketahui sampai dengan 150 tahun yang lalu (geokronologi) dan dengan menggunakan alat Fourier Transform Infra Red Spektroscopy (FTIR). Selanjutnya mikroplastik yang sudah terdeposit dalam sedimen tersebut bisa diketahui jenisnya.

Teknik lainnya adalah teknik pelabelan isotop sebagai tracer yang bisa digunakan untuk mempelajari efek mikroplastik di dalam biota-biota laut yang tercemar plastik. Teknik itu sudah dikembangkan di laboratorium IAEA di Monaco.

Kegiatan pemantauan (monitoring) mikroplastik di laut dengan menggunakan teknik nuklir yang dikoordinasikan oleh IAEA baru akan dimulai pada 2022 melalui RAS2021001 Project.

Dalam program NUTEC Plastics, Batan mendapatkan kepercayaan dari IAEA untuk mengembangkan produk inovatif berbasis plastik daur ulang. Kegiatan pengembangan tersebut diharapkan bisa menjadi percontohan untuk selanjutnya dapat diterapkan oleh negara-negara lain.

Dukungan IAEA dalam NUTEC Plastics sangat besar yakni melalui peningkatan pembangunan kapasitas baik sumber daya manusia (SDM) maupun infrastrukturnya melalui RAS1024, RAS2021001, TC Project dan Research Contract atau CRP.

Project NUTEC Plastics direncanakan selesai pada 2025 dan memungkinkan bisa diperpanjang lagi setelah dievaluasi.

Implementasi teknologi nuklir dalam program NUTEC Plastics tersebut ditargetkan dapat berkontribusi dalam menyelesaikan masalah limbah plastik baik di hulu yaitu pada tanah (upstream) dengan cara melakukan daur ulang (recycling) pada sampah plastik untuk menghasilkan produk-produk yang bermanfaat, maupun masalah mikroplastik di hilir yaitu di lautan (downstream) dengan cara melakukan pemantauan mikroplastik menggunakan teknik radioisotop.

Dengan demikian, diharapkan masalah sampah plastik akan bisa diatasi dan dikelola dengan lebih baik ke depannya sehingga dapat mencegah masalah dan dampak pencemaran terhadap lingkungan yang lebih merusak.

Pewarta: Antara
Editor: Albet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *