IndexU-TV

Telan Anggaran Miliaran Rupiah, Pasar Rakyat Ranai Natuna Terbengkalai

Kondisi Pasar Rakyat Natuna yang terbengkalai (Foto: Muhammad Nurman)

Natuna – Pasar Rakyat Ranai di Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau hingga sekarang masih terbengkalai. Padahal, pembangunannya menelan biaya hingga miliaran rupiah.

Pembangunan Pasar Rakyat Natuna merupakan bantuan dari Kementrian Perindustrian dan Perdagangan, yang dibangun pada tahun 2020 dengan anggaran Rp2,5 miliar.

Usai dibangun pada tahun 2020 lalu, hingga kini bangunan pasar rakyat tersebut tak kunjung digunakan sebagai tempat jual beli masyarakat.

Pantauan Ulasan.co pada Jumat (16/07), kondisi bangunan tampak memprihatinkan. Sekeliling bangunan dipenuhi tumbuhan liar hingga melampaui tinggi anak-anak. Pintu-pintu dan pagar bagunan sudah berkarat dan ada satu yang tidak terkunci.

Riki salah seorang warga menyampaikan, pasar rakyat tersebut tidak pernah diawasi, sehingga menjadi tempat untuk pemuda melakukan aksi nakal mereka.

“Mana ada pengawasan, kadang kalau malam jadi tempat anak-anak muda minum arak,” ujar Riki.

Riki mengaku sedih melihat bangunan yang memakan dana miliaran rupiah itu tidak dioperasikan.

“Gedung itu banyak makan biaya, tapi tidak digunakan sebagai mana mestinya,” tegasnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kabupaten Natuna Ahmad Lianda Rangkuti menyanpaikan, sebenarnya gedung pasar rakyat Ranai sudah bisa digunakan tapi hanya sebagian pedagang saja.

“Untuk pedagang sayur sudah bisa digunakan, sedangkan untuk pedagang ikan dan daging bagunannya belum ada,” kata Ahmad.

Ia mengatakan, pihaknya sudah meminta sebagian pedagang untuk pindah, tapi pedagang tidak mau jika hanya sebagian saja.

“Mereka (pedagang) tidak mau mengisi pasar yang baru, mereka maunya semua pedagang ikut pindah,” kata Ahmad.

Pedagang Belum Mau Pindah

Sementara itu, Jojor salah satu pedagang pasar menuturkan, pedagang tidak mau pindah ke pasar baru karena bisa berdampak buruk bagi perekonomian mereka.

“Kami belum mau pindah, kalau pisah dari pedagang yang lain bisa berkurang pendapatan kami, ” jelas Jojor di lapak jualannya.

Ia menyebutkan jika menginginkan pedagang pindah, pemerintah harus memindahkan semuanya. “Kalau satu pindah semua harus pindah, ” tutupnya

Ketua Pasar Ikan Ranai Indra Kuncoro menuturkan, sampai sekarang belum ada tawaran untuk pindah, tapi jika pemerintah meminta pindah, mereka akan pindah.

“Belum ada kami diminta untuk pindah, kalo pedagang sayur mungkin ada, kalo lokasi ada dan kami diperintahkan untuk pindah, kami pasti ikut atasan,” kata Indra. (*)

Pewarta : Muhamad Nurman
Redaktur : Muhammad Bunga Ashab

Exit mobile version