Hai sahabat Ulasan. Kembali lagi dengan topik bahasan menarik seputar kesehatan. Mungkin ada di antara kamu pernah mengalami telapak tangan basah atau berkeringat.
Sebagian orang menduga, kondisi telapak tangan sering basah dikarenakan adanya gangguan pada kesehatan tubuh kita. Bahkan ada yang mengatakan, ada gangguan pada organ tubuh yakni jantung.
Yuk kita simak penjelasan dari ahlinya. Berkeringat merupakan respons alami untuk menurunkan suhu tubuh. Melansir dari artikel Siloam Hospitals. Keringat biasanya keluar pada bagian tubuh tertentu, salah satunya adalah telapak tangan.
Meski termasuk respons alami, penting untuk mewaspadai telapak tangan berkeringat berlebihan. Dikarenakan hal tersebut bisa menjadi tanda dari kondisi medis tertentu, seperti hiperhidrosis hingga penyakit jantung.
Telapak tangan berkeringat
Apakah telapak tangan berkeringat berbahaya? Tak perlu khawatir jika keringat pada telapak tangan dipicu oleh aktivitas fisik atau suhu udara dan tidak terjadi secara berlebihan.
Karena kondisi tersebut merupakan respons alami tubuh, untuk mengembalikan suhu normalnya. Namun, jika terjadi secara berlebihan, telapak tangan berkeringat bisa menjadi gejala dari kondisi tertentu, seperti:
1. Kondisi Psikis
Penyebab telapak tangan berkeringat yang pertama adalah karena kondisi psikis, seperti merasa cemas, gugup, takut, dan tertekan.
Kondisi ini dapat menyebabkan sistem saraf bekerja secara berlebihan sehingga turut merangsang kelenjar keringat untuk memproduksi keringat secara berlebihan.
Selain telapak tangan berkeringat, kondisi psikis juga dapat membuat seseorang menjadi sulit berkonsentrasi, sering buang air kecil, dan sakit perut.
2. Gangguan Hiperhidrosis Primer
Hiperhidrosis primer adalah kondisi medis yang terjadi ketika tubuh memproduksi keringat secara berlebihan, termasuk keringat pada telapak tangan.
Selain itu, Hiperhidrosis primer bukan dipicu oleh aktivitas fisik atau suhu udara, melainkan karena sistem saraf yang bekerja terlalu aktif dalam merangsang kelenjar keringat untuk memproduksi keringat.
Belum diketahui secara pasti apa penyebab terjadinya hiperhidrosis primer. Namun, terdapat dugaan bahwa hiperhidrosis primer disebabkan oleh faktor keturunan atau genetik dari keluarga.
3. Penyakit Jantung
Apakah tangan berkeringat tanda penyakit jantung? Perlu diketahui bahwa tangan berkeringat bukan selalu menjadi tanda dari gangguan jantung.
Kendati demikian, kondisi ini tetap perlu diwaspadai apabila disertai dengan gejala penyakit jantung lainnya, seperti nyeri dada, sesak napas, jantung berdebar, hingga merasa sangat lelah.
Pada penderita penyakit jantung, telapak tangan berkeringat dapat terjadi karena jantung tidak mampu memompa darah secara optimal.
Akibatnya, tubuh akan beradaptasi untuk mengoptimalkan kerja jantung dengan mengaktifkan saraf simpatis. Kondisi inilah yang dapat menstimulasi kelenjar keringat untuk memproduksi keringat berlebih pada beberapa bagian tubuh, termasuk telapak tangan.
4. Gangguan Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid adalah kelenjar yang berfungsi memproduksi hormon tiroid untuk mengoptimalkan proses metabolisme tubuh.
Namun, apabila terjadi gangguan kelenjar tiroid, seperti hipertiroidisme, kelenjar tiroid akan memproduksi hormon tiroid secara berlebihan, sehingga berisiko memicu peningkatan detak jantung serta produksi keringat berlebih pada tubuh.
5. Menopause
Menopause adalah berakhirnya siklus menstruasi pada wanita yang terjadi secara alamiah karena proses penuaan.
Salah satu tanda menopause adalah perubahan kadar hormon di dalam tubuh, di mana hal tersebut dapat menyebabkan wanita mengalami peningkatan suhu tubuh.
Karena itulah, menopause dapat meningkatkan produksi keringat berlebih pada telapak tangan ataupun bagian tubuh lainnya, terutama pada malam hari.
6. Diabetes
Diabetes juga menjadi salah satu penyebab telapak tangan berkeringat berlebihan yang perlu diwaspadai. Kondisi ini dapat terjadi karena kadar gula darah yang tinggi berisiko menyebabkan gangguan saraf perifer, di mana gangguan ini menyalurkan informasi yang tidak normal ke otak untuk meningkatkan kerja kelenjar keringat di dalam tubuh.
7. Kebiasaan Merokok
Salah satu penyebab telapak tangan berkeringat berlebihan yang jarang disadari adalah kebiasaan merokok. Hal tersebut dapat terjadi karena kandungan nikotin di dalam rokok dapat menstimulasi kelenjar keringat untuk memproduksi keringat secara berlebihan.
Cara Mengatasi Telapak Tangan Berkeringat:
Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi telapak tangan berkeringat, di antaranya:
1. Melakukan Relaksasi
Apabila keringat berlebih pada telapak tangan disebabkan oleh kondisi psikis, ada baiknya untuk melakukan teknik relaksasi secara rutin.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan menarik napas panjang, yoga, meditasi, atau mendengarkan musik yang menenangkan.
2. Menghindari Faktor Pemicunya
Seperti yang telah dijelaskan, salah satu faktor yang dapat memicu telapak tangan berkeringat adalah kebiasaan merokok.
Maka dari itu, disarankan untuk berhenti merokok untuk mengatasi sekaligus mencegah telapak tangan berkeringat secara berlebihan.
Selain mengatasi telapak tangan berkeringat berlebihan, berhenti merokok juga penting dilakukan untuk mencegah terjadinya kondisi medis yang lebih serius, seperti penyakit jantung hingga kanker paru-paru.
3. Konsumsi Obat-obatan
Dokter juga dapat meresepkan obat antikolinergik untuk menangani pasien yang mengeluhkan telapak tangan berkeringat secara berlebihan.
Obat tersebut bekerja dengan mengurangi stimulasi saraf pada kelenjar keringat sehingga mampu menurunkan produksi keringat pada tubuh.
4. Suntik Botox
Cara mengatasi telapak tangan berkeringat berlebihan berikutnya adalah dengan suntik botox. Senyawa tersebut diketahui dapat menghambat kerja saraf pada kelenjar keringat sehingga turut mengurangi produksi keringat berlebih.
5. Iontophoresis
Iontophoresis adalah tindakan medis yang menggunakan arus listrik berdaya kecil untuk membantu menurunkan produksi keringat di dalam tubuh.
Melalui tindakan medis ini, pasien diarahkan untuk duduk dan memasukkan tangan atau kakinya ke dalam wadah berisi air. Lalu, arus listrik akan dialirkan ke dalam wadah air tersebut menggunakan mesin khusus.
Perlu diketahui bahwa iontophoresis tidak dianjurkan untuk ibu hamil dan penderita penyakit jantung yang menggunakan alat pacu jantung karena berisiko menyebabkan komplikasi.