BINTAN – Warga Kampung Pisang, Kelurahan Kijang Kota, Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri), meminta pemerintah segera membenahi kolam retensi yang baru dibangun.
Pembangunan kolam yang menelan anggaran Rp7,4 miliar itu diduga menjadi penyebab utama banjir yang kini kerap melanda tiga perkampungan, yaitu Kampung Pisang, Kampung Sei Datuk, dan Kampung Kuala Lumpur.
Sebagai informasi, proyek ini didanai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) tahun 2023 dan dikerjakan oleh kontraktor pelaksana CV Bangun Cipta Rezeki sekitar Agustus 2023.
Salah satu warga Kampung Pisang, Aslinda, mengungkapkan bahwa sejak kolam retensi dibangun di dekat tempat tinggalnya, banjir semakin sering terjadi. Air bahkan kerap menggenangi rumahnya serta rumah warga lain di Kampung Pisang dan Kampung Sei Datuk.
“Dulu sebelum ada kolam retensi, banjir hanya terjadi setahun sekali, biasanya saat tahun baru. Tapi sekarang, dalam satu tahun ini saja sudah beberapa kali banjir. Hujan sebentar saja, air sudah naik,” ujar Aslinda di Bintan, Jumat, 21 Maret 2025.
Karena itu, ia berharap pemerintah segera turun tangan memperbaiki kolam retensi tersebut.
“Jangan dibiarkan begitu saja. Kami warga yang jadi korban setiap kali hujan lebat. Tolong segera dibenahi,” pintanya.
Hal senada juga disampaikan Sandrawati, warga Kampung Pisang lainnya. Ia mengaku rumahnya kini rutin terdampak banjir sejak kolam retensi dibangun, padahal sebelumnya tak pernah mengalami hal serupa.
“Sudah empat kali rumah saya terendam banjir seperti ini. Sebelumnya, tidak pernah banjir,” ujarnya dengan nada kesal.
Baca juga: Banjir Mulai Rendam Puluhan Rumah Warga di Bintan Timur, Air Terus Meninggi
Sandrawati pun mempertanyakan efektivitas pembangunan kolam retensi tersebut. Alih-alih mengatasi banjir, justru rumah-rumah warga di Kampung Pisang, Kampung Sei Datuk, dan Kampung Kuala Lumpur kini rutin tergenang.
“Bukannya mengurangi banjir, malah bikin banjir semakin sering terjadi. Saya kira kolam retensi ini akan membantu warga, tapi ternyata tidak. Parah sekali,” tutupnya. (*)
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News