JAKARTA – TNI Angkatan Udara (TNI AU) mengirimkan 15 perwira muda ke London, Inggris untuk mengikuti pendidikan peperangan elektronik atau Electronic Warfare Course (EWC).
Lima belas perwira TNI AU tersebut, akan menjalani pendidikan EWC di MASS Consultant, Lincolnshire, Inggris yang diberangkatkan sejak Kamis (13/07) kemarin.
Kelima belas perwira TNI AU yang berangkat ke Inggris tersebut dipimpin Mayor Lek Mahesa Adil Sabdojati sebagai ketua delegasi.
Selanjutnya nama-nama perwira lainnya yakni Mayor Pnb Ferry Rahman, Mayor Pnb Oliv Rizando, Mayor Pnb Satria Tikwana, Mayor Lek Arif Syamsul, Mayor Lek Rangga Koes Wibawa, Kapten Lek Ilhan Hafriz.
Kemudian Kapten Lek Paulus Rosi, Kapten Pnb Marko Andersen, Kapten Lek Nenda, Kapten Pnb Didik Firmansyah, Kapten Pnb Maulana Zulfiqar, Kapten Pnb Putu Merta, Lettu Lek Abrar, Lettu Lek Hendrawan.
Seluruh nama-nama perwira TNI AU di atas, akan menempuh pendidikan seputar elektronik untuk penunjang penugasan selama tiga minggu mulai dari tanggal 15 Juli sampai dengan 21 Juli 2023.
Perwira TNI AU tersebut, akan mempelajari tentang Electromagnetic Fundamentals, Radar Theory, Integrated Air Defense System (IADS), IR and RF Threat System, Electronic Countermeasure.
Baca juga: Eurofighter Typhoon RAF Makin Canggih dengan Radar AESA ECRS Mk-2
Kemudian materi Electronic Support System, Protection Electronic, Attack Electronick Warfare, Signal Intelligent Analysis (SIGIN), Electronic Intelligent Analysis (ELINT), Target Track, dan Electronic Warfare pada pelaksanaan latihan maupun operasi.
Selain berkesempatan mendapatkan ilmu tentang Electronic Warfare yang diberikan oleh para Pakar Electronic Warfare Inggris, mereka juga berkesempatan mengikuti simulasi pertempuran modern menggunakan peralatan yang telah disiapkan di MASS Consultant.
TNI AU secara berkesinambungan mengirimkan personel-personel terbaik, untuk mengikuti berbagai pelatihan yang dibutuhkan agar siap menghadapi ancaman perang modern.
Hal ini sesuai tugas sebagai tulang punggung pertahanan udara negara, untuk mempertahankan kedaulatan dan kepentingan nasional di udara, menjaga keamanan nasional.
Terlebih lagi, tren perang mulai bergeser pada pemanfaatan berbagai peralatan atau alat utama sistem persenjataan (Alutsista) seperti pesawat nirawak (drone) yang mempu menyerang dari jarak jauh tanpa harus mengirimkan tentara.
Kemudian teknologi drone saat ini, telah memiliki berbagai varian serang seperti yang mampu menggotong berbagai jenis rudal hingga kemampuan perang elektronik yang benar-benar efektif dalam penggunaannya seperti contoh di perang Rusia-Ukraina yang masih berlangsung saat ini.
Baca juga: Jakarta Pesan 13 Sistem Radar Militer Jarak Jauh Ground Master 400 Alpha