RUSIA – Sebanyak 77 orang pilot tempur di Sekolah Tinggi Penerbangan Militer Armavir di wilayah Krasnodar, Rusia selamat dari upaya pembunuhan berencana. Para pilot tempur tersebut berhasil lolos dari kue serta minuman beralkohol wiski beracun.
Upaya pembunuhan tersebut, menurut laporan media Rusia, diduga dilakukan seorang warga asli Ukraina yang tinggal di Rusia.
Saluran Telegram Fighterbomber, yang memiliki hubungan dekat dengan Angkatan Dirgantara Rusia, mengungkapkan dugaan keterlibatan Direktorat Intelijen Utama Ukraina (GUR) pada insiden yang terjadi di Sekolah Tinggi Penerbangan Militer Armavir di Krasnodar itu.
Sekolah penerbangan militer itu sendiri, pada saat itu sedang mengadakan jamuan makan untuk memperingati 20 tahun kelulusan alumninya. Daftar tamu terdiri dari 77 pilot, termasuk banyak pilot tugas aktif peringkat teratas Rusia.
Saat pesta sedang berlangsung, seorang pengantar barang tiba, dengan membawa kue berukuran besar seberat 20 kg dan beberapa bungkus Jameson Irish Whiskey.
“Kue tersebut diduga merupakan hadiah dari pengagum yang ingin berterima kasih,” tulis Fighterbomber dikutip dari aerotime.
Baca juga: Ukraina Diduga Jual Senjata Bantuan dari AS dan NATO ke Timur Tengah
Baca juga: Bidadari Sniper Rusia ‘Chernika’, Si Pembantai Pasukan Ukraina
Awalnya, para alumni merasa senang dengan hadiah tak terduga tersebut, namun kemudian kecurigaan pun muncul ketika mereka mulai mempertanyakan identitas pengirim kue dan wiski tersebut.
Setelah meninjau rekaman CCTV di tempat tersebut, seorang pejabat keamanan mengidentifikasi pengirim barang itu adalah seorang warga Rusia berusia 32 tahun. Ia berasal dari Melitopol, wilayah yang diduduki Rusia di Ukraina.
Latar belakang orang tersebut merupakan warga biasa, yang sejak tahun 2017 menetap di Rusia. Ia memiliki seorang anak yang masih berusia kecil. Pengantar kue itu juga bekerja di instalasi sistem interkom.
Pria itu kemudian ditahan di Bandara Stavropol (STW), ketika mencoba melakukan perjalanan ke Moskow. Selama penyelidikan selanjutnya, dia dilaporkan mengaku mengirimkan barang-barang beracun tersebut.
Pihak berwenang di Armavir kini sedang memburu pembuat roti lokal, yang membuat kue beracun dengan hiasan lambang sekolah penerbangan militer tersebut.