AJI Batam Bekali Insan Jurnalis dengan Pelatihan Digital Security

Suasana pelatihan Digital Security yang digelar AJI Batam. (Foto:Istimewa)

BATAM – Dua belas jurnalis yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Batam belajar bersama dalam kegiatan workshop Safety Digital (Digsec), Sabtu (18/03).

Pelatihan keamanan digital untuk jurnalis ini berlangsung di Hotel Lovina Inn, Batam dan dipandu trainer Digsec AJI Batam, Adam Zulfikar.

Dalam pemaparannya, Adam berbagi ilmu seputar cara mengamankan perangkat kerja jurnalis modern yaitu mulai dari laptop dan ponsel. Kemudian langkah mitigasi liputan berisiko, dan dasar-dasar cryptografi.

Ketua AJI Batam, Fiska Juanda mengatakan, pelatihan Safety Digital ini penting dipahami jurnalis. Mengingat perangkat kerja jurnalis rentan diserang peretas. Terutama saat mengangkat isu-isu yang riskan.

“Jurnalis tak hanya rentan diserang secara fisik, tetapi juga digital melalui perangkat kerja yang biasa digunakan. Tak jarang WhatsApp hingga media sosialnya disasar,” ujar Juanda.

Menurut Juanda, aksi phising maupun doxing marak terjadi. Untuk itu, di workshop tersebut jurnalis diajarkan bagaimana mengamankan data-data pribadi pada perangkatnya.

Sementara, untuk kasus serangan digital di Batam, Juanda menyebut ditemukan 4 kasus.

“Saya berharap ke depannya, para jurnalis semakin peduli akan keamanan digital, keamanan perangkat ponsel, komputer, laptop, email dan media sosial yang digunakan,” ujar dia.

Baca juga: Perkuat Safety Digital, AJI Tanjungpinang Gelar Workshop Digital Security

Dari pandangan satu peserta, Yogi Sahputra menilai pelatihan Digsec ini menarik, baik untuk jurnalis maupun umum. Mengingat, saat ini perkembangan teknologi informasi begitu cepat.

“Yang paling menarik dari pelatihan ini menurut saya adalah, bahwa serangan digital tak hanya sebatas peretasan. Tetapi juga dalam bentuk impersonating, seperti foto wajah kita digunakan orang lain untuk tujuan tertentu. Seolah-olah kitalah pelakunya, sehingga bisa menjadi fitnah atau bisa juga digunakan untuk mengancam seorang jurnalis,” ujar jurnalis dari Tempo ini.

Yogi menambahkan, selain menarik ia setuju bahwa pelatihan keamanan digital penting bagi jurnalis. Apalagi ketika berhadapan dengan intansi-instansi, yang tidak menyukai pemberitaan yang berkeadilan.

“Begitu pula ketika membuat liputan-liputan investigasi dan liputan mendalam. Sehingga pelatihan ini berguna agar jurnalis tetap aman,” kata Yogi.

Berbeda dengan Yogi, peserta lainnya Bobi berbagi pengalaman setelah belajar tools Safety Digital yang membuatnya punya sikap untuk segera mengamankan data pribadi.

“Pelatihan ini mengajarkan cara menggunakan tools yang bisa kita gunakan untuk penguatan perlindungan data digital. Kita juga mendapatkan trik dan tips bagaimana mengelola data digital dengan aman,” ujar Bobi.

Baca juga: PWI Bintan dan PPLP Tanjunguban Bagikan Life Jacket Gratis kepada Nelayan