Amerika Pilih Opsi Diplomatik Selesaikan Krisis Ukraina-Rusia

RUSIA
Seorang tentara Rusia terlihat di kendaraan tempur infanteri BMP-3 selama latihan yang diadakan oleh angkatan bersenjata Distrik Militer Selatan di jajaran Kadamovsky di wilayah Rostov, Rusia Kamis (3/2/2022). (ANTARA FOTO/REUTERS/Sergey Pivovarov/WSJ/sad)

Washington – Amerika Serikat dan negara-negara NATO akan menempuh opsi diplomatik, untuk menyelesaikan konflik Ukraina dengan Rusia.

Bahkan penasehat kemanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin bisa kapan saja menyerang Ukraina, Minggu (06/02).

Peringatan itu disampaikan, ketika Washington dan sekutu Eropa melanjutkan upaya menawarkan jalan keluar diplomatik kepada Putin untuk mengatasi krisis itu.

“Kami sedang menyaksikan. Setiap hari sekarang, Rusia dapat mengambil tindakan militer terhadap Ukraina, atau mungkin beberapa minggu dari sekarang. Atau Rusia dapat memilih untuk mengambil jalur diplomatik sebagai gantinya,” kata Sullivan kepada program ‘Fox News Sunday’.

Sullivan menyatakan, Rusia yang merebut Krimea dari Ukraina pada 2014 lalu memiliki sekitar 70 persen dari kekuatan tempur yang diyakininya, akan dibutuhkan untuk invasi skala penuh ke Ukraina.

Ketika Rusia menempatkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan, Moskow mengatakan, tidak merencanakan invasi tetapi dapat mengambil tindakan militer yang tidak ditentukan jika tuntutan keamanannya tidak dipenuhi.

Baca juga: Jerman Belum Menanggapi Ukraina Perihal Bantuan Senjata

Itu termasuk janji, bahwa NATO tidak akan pernah mengakui Ukraina, tuntutan yang oleh Amerika Serikat dan 30 negara aliansi keamanan Barat disebut tidak dapat diterima.

Presiden AS Joe Biden berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Minggu (06/02), kata Gedung Putih.

Panggilan itu datang menjelang kunjungan Macron ke Moskow pada Senin (07/02), puncak dari hari-hari kontak Prancis dengan Rusia dan Ukraina untuk mencoba meredakan ketegangan.

Panggilan telepon selama 40 menit antara Biden dan Macron, memungkinkan kedua pemimpin untuk berkoordinasi sebelum perjalanan, kata sumber Kepresidenan Prancis.

Jika Putin tidak terhalang oleh dorongan diplomatik, kemungkinan tindakan Rusia dapat mencakup pencaplokan wilayah Donbass Ukraina (dimana separatis yang didukung Rusia memisahkan diri dari kendali pemerintah Ukraina pada 2014), serangan siber atau invasi skala penuh ke Ukraina, kata Sullivan.

“Kami percaya, bahwa ada kemungkinan yang sangat jelas bahwa Vladimir Putin akan memerintahkan serangan ke Ukraina,” kata Sullivan dalam program ‘This Week’ ABC.

“Itu bisa terjadi besok, atau bisa memakan waktu beberapa minggu lagi. Dia telah menempatkan dirinya sesuai dengan pengerahan militer untuk dapat bertindak agresif terhadap Ukraina kapan saja sekarang,” tambah Sullivan.