Amerika Serikat Tak Izinkan Pilot Ukraina Terbangkan Jet Tempur F-16

Jet tempur F-16 MILIK Angkatan Udara Denmark. (Foto:REUTERS/Johanna Geron/File Photo)

JAKARTA – Pupus sudah harapan militer udara Ukraina, untuk mendapatkan bantuan jet temput F-16 dari negara-negara mitra Barat.

Ukraina sangat menginginkan jet tempur terlaris di dunia itu, untuk menhadapi serangan Rusia yang telah mengerahkan arsenal jet tempur canggihnya.

Jangankan untuk mendapatkan pesawat tempurnya, untuk program pelatihan pilot Ukraina menerbangkan pesawat tempur F-16 saja tidak mendapat izin dari Amerika Serikat (AS).

Beberapa negara Barat seperti Belanda, Denmark, dan Norwegia sebelumnya sudah menyatakan, akan membuka opsi untuk mentransfer F-16 ke Ukraina. Dengan catatan, AS memberikan izin untuk hal itu.

Sementara Inggris dan Prancis menyatakan, tidak akan mengirimkan pesawat tempur. Namun hanya menyatakan kesediannya untuk memberikan pelatihan bagi pilot tempur Ukraina untuk menerbangkan F-16 atau jet tempur generasi keempat lainnya.

Kemudian Jerman menyatakan, tidak bermaksud mengirimkan pesawat tempur ke Ukraina.

AS sejak awal sudah menegaskan, bahwa tidak akan mengirimkan pesawat F-16 ke Ukraina. Hal ini bahkan dinyatakan langsung oleh Presiden Joe Biden beberapa waktu lalu.

New York Times (NYT) dikutip Bulgarian Military (18/5) memberitakan, bahwa saat ini hubunguna AS dengan negara-negara mitranya ada kesenjangan kebijakan.

Seorang pejabat tinggi Ukraina, yang ditulis secara anonim mengatakan kepada wartawan surat kabar Amerika, bahwa mereka (pilot Ukraina) saat ini tidak memiliki hak atau izin dari Washington untuk menaiki pesawat tempur F-16 dari inventaris operator Eropa.

Artinya, secara tegas Washington tidak mengizinkan pelatihan pilot-pilot F-16 Ukraina. Washington percaya, bahwa Ukraina tidak membutuhkan F-16. Pendapat ini telah diungkapkan sejak tahun lalu.

F-16V Viper Block-70/72 bikinan Lockheed Martin AS. (Foto:Ukrmilitary)

NYT menulis, bahwa keraguan Washington begitu dalam. Sehingga pilot Kyiv saat ini tidak diberi izin untuk berlatih menerbangkan F-16.

AS adalah yang berhak, untuk menentukan nasib pesawat tempur buatannya. Sejauh ini, pernyataan apa pun dari negara Eropa mana pun, dapat diartikan sebagai angan-angan agar sesuatu terjadi.

“Tetapi hal ini (pelatihan F-16 atau re-ekspor F-16) tidak dapat terjadi tanpa izin dari Washington,” tulis Bulgarian Military.

Sementara London menyatakan niatnya untuk melatih pilot Ukraina, namun lanjutnya, Namun dalam pernyataannya tersebut London tetap menekankan bahwa bukan Inggris melainkan AS yang harus memutuskan.

Penolakan AS untuk mengizinkan pelatihan pilot F-16 Ukraina sangat kontras, dengan beberapa laporan dalam beberapa bulan terakhir bahwa pilot Ukraina sudah dilatih. Ini juga sangat kontras dengan pernyataan pejabat Kyiv.

NYT mengutip pejabat senior lainnya dari Gedung Putih. Dengan tegas ia menyatakan, bahwa AS saat ini tidak berniat mengirim F-16 ke Ukraina.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terus melobi para pemimpin negara-negara Barat untuk dapat mengirimkan jet tempur canggih, seperti F-16.

Beberapa ahli menyebut, Ukraina membutuhkan sedikitnya 36 hingga 50 unit F-16.

Baca juga: Jupiter Aerobatic Team TNI AU Tampil di LIMA 2023 Malaysia