IndexU-TV

Anggota Parlemen Israel Sebut Netanyahu Berbohong, Tak Satu pun Brigade Hamas Dihancurkan

Pasukan Hamas saat berada di terowongan di Gaza, Palestina. (Foto:Dok/ashraf amra/polaris/eyevine)

TEL AVIV – Seorang anggota Knesset Israel, Amit Halevi sebut PM Netanyahu bebohong kepada rakyat. Amit Halevi menyebutkan, Netanyahu terlalu membesar-besarkan pencapaian militer Israel di Gaza.

Pada kenyataannya, lanjut Amit mengkonfirmasi, 24 Brigade Hamas masih ada di Gaza dan tidak satupun dari mereka dihancurkan.

“Selain kegigihan pasukan Hamas dan gerakan Jihad Islam masih ada dan mereka berbohong kepada kita bahwa gerakan itu telah dilenyapkan,” ujar Amit Halevi kepada Channel 14 Israel.

Sementara itu, melansir dari Israel Yedioth Ahronoth mengutip Menteri Ekonomi dan Industri Israel Nir Barkat yang mengatakan Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant telah membawa Israel ke tingkat keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mengerikan.

“Kita telah memberi waktu tujuh bulan kepada Netanyahu dan Gallant, tetapi mereka tidak mencapai hasil apa pun,” kata Amit Halevi menegaskan.

Media Israel kemarin mengatakan, pernyataan Gallant mengenai Jalur Gaza mengungkapkan garis kesalahan yang secara bertahap memburuk dalam kepemimpinan politik dan keamanan dalam beberapa bulan terakhir.

Pada Rabu 15 Mei 2024, Gallant mengatakan, dia akan menentang pemerintahan militer Israel apa pun di Jalur Gaza. Karena hal itu akan berdarah dan memakan biaya, serta akan berlangsung selama bertahun-tahun.

Dia menambahkan, upayanya untuk mengangkat masalah pemerintahan di Gaza setelah perang tidak mendapat tanggapan dari pemerintahan Netanyahu.

Amit Halevi menyerukan agar pemerintahan Netanyahu mengumumkan Israel tidak akan mengambil kendali sipil atas Jalur Gaza.

Menanggapi pernyataan Gallant, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir mengatakan, Gallant telah gagal sejak 7 Oktober dan harus diganti untuk mencapai tujuan perang.

Upaya Israel untuk menghancurkan Hamas di Gaza tak semudah yang dibayangkan sebelumnya. Bahkan, Amerika Serikat (AS) sekutu utama Israel, menilai pasukan Tel-Aviv tak akan mendapatkan kemenagan penuh.

Komentar ini disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Kurt Campbell.

“Dalam beberapa hal, kami berjuang mengenai teori kemenangan,” kata Campbell pada KTT Pemuda NATO di Miami, Senin 13 Mei 2024, seperti dikutip Reuters.

“Kadang-kadang ketika kita mendengarkan dengan saksama para pemimpin Israel, mereka kebanyakan berbicara tentang gagasan. Kemenangan besar di medan perang, kemenangan total,” tambah Campbell.

“Kami tidak percaya hal ini mungkin terjadi dan sangat mirip dengan situasi yang kita alami setelah 9/11, di mana, setelah penduduk sipil dipindahkan dan banyak kekerasan yang terjadi. Pemberontakan berlanjut.”

Komentar Campbell muncul ketika Washington memperingatkan Israel untuk tidak melanjutkan serangan militer besar-besaran di Rafah, kota paling selatan di Jalur Gaza tempat berlindung satu juta orang yang terpaksa mengungsi akibat serangan Israel.

Exit mobile version