Angkatan Kerja di Kepri Mencapai 35 Ribu Orang

 

Badan Pusat Statistik mencatat
angka tenaga kerja di wilayah itu pada Agustus 2019 meningkat jika dibandingkan keadaan Agustus 2018.

Jumlah angkatan kerja pada Agustus 2019 bertambah sebanyak 35.029 orang
dibanding keadaan Agustus 2018. Sementara penduduk yang bekerja pada Agustus 2019 bertambah sebanyak 34.663 orang dibanding keadaan setahun yang lalu (Agustus 2018).

“Dalam setahun terakhir, tingkat partisipasi angkatan kerja meningkat. Pada Agustus 2019 tercatat sebanyak 64,76, naik 0,04 poin dibanding partisipasi angkatan kerja Agustus 2018 yang
tercatat sebesar 64,72 persen,” kata Kepala BPS Kepri Zulkipli, di Tanjungpinang, Rabu (6/11).

Ia mengatakan, jumlah pengangguran pada Agustus 2019 juga bertambah sebanyak 366 orang jika dibanding keadaan Agustus 2018.

Berdasarkan jenis kelamin, tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki mencapai 83,92 persen, lebih banyak daripada perempuan yang hanya 44,86 persen.

Dibandingkan dengan kondisi setahun yang lalu, tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki meningkat 1,24 persen poin, sedangkan TPAK perempuan menurun sebesar 1,32 persen poin.

Sedangkan untuk tingkat pengangguran terbuka, kata dia indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap oleh pasar
tenaga kerja.

Tingkat pengangguran terbuka di perkotaan tercatat lebih tinggi dibanding perdesaan. Pada Agustus 2019 pengangguran terbuka di perkotaan sebesar 7,21 persen sedang di perdesaan sebesar 3,93 persen.

“Dibandingkan setahun yang lalu, pengangguran terbuka di perkotaan mengalami penurunan sebesar 0,48 persen poin, sedangkan di
perdesaan meningkat sebesar1,16 persen poin,” ujarnya.

Dilihat dari tingkat pendidikan pada Agustus 2018, pengangguran terbuka untuk Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) masih mendominasi di antara tingkat pendidikan lain yaitu sebesar 9,65 persen. Pengangguran terbuka
tertinggi berikutnya terdapat pada Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 9,07 persen.

“Dengan kata lain, ada penawaran tenaga kerja yang tidak terserap terutama pada tingkat pendidikan SMK dan SMA. Namun begitu, penyerapan tenaga kerja lulusan SMK dan SMA masih lebih baik
dibandingkan kondisi setahun yang lalu yakni Agustus 2018,” katanya.