JAKARTA – Aron Canet, pembalap Moto2 asal Spanyol dari Tim Flexbox HP40 jadi perbincangan menarik di seputar balapan MotoGP terutara kelas Moto2 karena identik dengan banyak tato di tubuhnya.
Fenomena menarik terjadi sehubungan Aron Canet yang diklaim tidak disukai banyak tim ataupun berbagai merek sponsor lantaran tubuhnya dipenuhi tato dengan berbagai macam gambar.
Namun di sisi lain, Canet sapaannya adalah pembalap yang potensial di lintasan. Bahkan saat ini ia menduduki peringkat ketiga di kalsemen pembalap dengan poin 177.
Tato yang dirajah di tubuhnya boleh dibilang berlebihan, jika dibandingkan para penghuni grid lainnya. Tak cuma dua lengan, tato juga memenuhi lehernya.
Karena tato, Canet mendapat perlakuan diskriminatif dari beberapa tim balap. Bahkan Canet mengaku menemui jalan buntu lantaran ditolak beberapa tim MotoGP karena alasan tato.
Canet mendapat dukungan dari beberapa pembalap MotoGP. Mereka adalah Marc Marquez, Fabio Quartararo, Aleix Espargaro, dan Francesco Bagnaia yang dukitp dari idmotorsport.
“Saya memiliki opini sangat jelas tentang itu. Jika Anda memenangi 10 balapan, jangan khawatir. Tidak ada yang akan menyadari dasi kupu-kupu Anda tato atau apa pun. Tim-tim akan menginginkan Anda,” ungkap Marquez.
“Semua terhormat dan karakter setiap orang harus dihargai, tapi olahraga ini seperti itu. Yang paling bernilai adalah hasil di trek.”
Baca juga: Sirkuit Sokol Kazakhstan Gelar Balapan FIM MotoGP 2023
Aleix Espargaro, pembalap Aprilia Racing itu mendukung Canet. Namun Aleix tak menyalahkan bagaimana perusahaan-perusahaan yang ada di balik tim bekerja.
“Ini menyedihkan, tapi itu faktanya. Seperti menyangkal rasialisme. Rasialisme ada, sayangnya dan sekarang citra sangat penting,” ucap Aleix.
“Suka atau tidak, itu sesuatu yang memiliki pengaruh. Tapi saya dukung Canet 1000 persen. Sudah menyenggol saya, ketika Dorna melarang celana pendek, stereotype ada di sana.”
Rider tim Monster Energy Yamaha, Fabio Quartaro membela Aron Canet yang dianggapnya memiliki skill balap yang baik. Menurut Quartararo, prestasi yang seharusnya menjadi alasan utama bukan hal yang lain.
“Memang benar bahwa dia memiliki banyak tato, dan saya dapat memahami sudut pandang tim. Untuk beberapa merek, ini adalah masalah penting dan bagi yang lain tidak. Saya minta maaf, karena dia adalah pembalap yang kuat,” ungkap Fabio Quartararo yang dilansir dari Corsedimoto.
Pembalap pabrikan Ducati Lenovo Team, Francesco ‘Pecco’ Bagnaia juga mengomentari apa yang dialami Canet. Ia merasa aneh, karena alasan banyak tato digunakan tim untuk menolak seseorang.
“Tampak aneh pada satu titik di tahun 2022. Ini merupakan sebuah masalah. Tidak berarti apa-apa jika Anda punya banyak tato. Bagi saya, terlihat aneh jika tim menolak Anda karena punya tato,” terang Pecco.