Banyak PR dari Rapor Rahma-Endang Saat Pimpin Tanjungpinang

Wakil Ketua I DPRD Tanjungpinang, Novaliandri Fathir.
Wakil Ketua I DPRD Tanjungpinang, Novaliandri Fathir. (tangkapan layar youtube Official UTV)

BUMD Sakit

BUMD Tanjungpinang, tepatnya PT Tanjungpinang Makmur Bersama (TMB) memang sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Fathir menuturkan, terutama sejak Pandemi kemarin, pemasukan BUMD terjun bebas.

Bahkan hingga saat ini PT TMB tercatat masih mengalami kerugian dan terlilir hutang hingga miliaran rupiah.

“Kami menyoroti BUMD yang karena pandemi pemasukan jauh drastis berkurang. Sehingga sampai hari ini BUMD mengalami kerugian,” ujar Fathir.

Mirisnya, dari sektor kerja sama dengan Pelindo maupun usaha BUMD sendiri saat ini tidak berjalan.

Oleh sebab itu, Pemkot Tanjungpinang harus bisa mencari solusi secepatnya untuk BUMD Tanjugpinang itu.

“Itu (BUMD) menjadi PR kepala daerah berikutnya. Inikan sekarang sudah menumpuk hutang hingga beberapa miliar dan harus diselesaikan,” ujarnya lagi.

Sekda Tanjungpinang, Zulhidayat juga membenarkan bahwa PT TMB sedang dalam kondisi sulit. Terlebih saat sumber pendapatannya sedang tidak bisa ia manfaatkan lantaran sedang proses revitaliasasi. Contohnya seperti Akau Potong Lembu dan Pasar Baru.

“Mereka tidak dapat penghasilan dari sektor lain. Sementara dengan PT Pelindo juga stop dulu pasca kebijakan penyesuaian tarif,” ungkapnya.

Ia berharap kondisi itu akan membaik nantinya setelah sejumlah usaha BUMD dapat kembali beroperasi nantinya.

Pasar Puan Sia-Sia

Pasar Puan Ramah menjadi catatan berikutnya yang harus menjadi perhatian Pemkot Tanjungpinang berikutnya dari Novaliandri Fathir.

Ia menilai, apa yang terjadi saat ini menunjukan bahwa pembangunan dengan anggaran RP3 miliar itu sia-sia.

Pasalnya, pasar itu tak beroperasi secara maksmimal, sepi pengunjung, hingga para pedagang lebih memilih berjualan di pasar yang lama meski di pinggiran jalan.

Baca Juga: Pj Wali Kota Tanjungpinang Pastikan Polder Pemuda Rampung Akhir Tahun

“Kami menyoroti pembangunan pasar di batu 7. Kalau dipandang mata, menurut kami gagal karena pedagang pun sudah pindah ke pasar yang lama,” ucapnya.

Fahtir menduga, kajian oleh Pemkot Tanjungpinang sebelum membangun pasar itu belum matang dan tidak melibatkan para pedagang.

“Kami menilai ini mungkin menyia-nyiakan anggaran. Mungkin belum dikaji secara matang oleh Pemkot,” kata Fathir.

Namun, lantaran sudah terlanjut terbangun, Ia meminta agar Pemkot Tanjungpinang tak membiarkan pasar itu begitu saja.

Terlebih revitalisasi Pasar Baru telah usai dan para pedagang kembali berjualan seutuhnya di sana.

“Mungkin bisa jadi pasar UMKM atau yang lain. Itu PR kepala daerah ke depan sehingga bisa memanfaatkan apa yang sudah ada. Kita tidak boleh membiarkannya karena itu uang rakyat dan harus kita kelolah dengan baik,” tegasnya.

Sementara Zulhidayat menuturkan, pihaknya juga tidak akan membiarkan pasar itu terbengkalai nantinya. Sebagian luas pasar akan menjadi tempat ujir KIR seperti fungsi sebelumnya.

Sedangkan sisanya, akan dimanfaatkan untuk tempat yang lain.

“Bandingkan dengan dulu begitu kumuhnya. Sekarang kita bangun kios itu tertata rapi. Itu akan kita manfaatkan karena itu aset Pemkot,” tuturnya.

“Secara utuh tidak ada yang sia-sia karena da kios yang sudah jadi bagus. Ke depan akan dimanfaatkan oleh BUMD,” lanjut Zulhidayat.

Ikuti Berita Ulasan.co di Google News