BKKBN dan Pemko Batam Optimalisasi Atasi Stunting Lewat Program Dahsat

BKKBN dan Pemko Batam Optimalisasi Atasi Stunting Lewat Program Dahsat
Amsakar Achmad saat memberi sambutan dalam program Dahsat di kantor camat Sei Beduk. (Foto: Muhamad Ishlahuddin)

BATAM – Pemerintah Kota (Pemko) Batam bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI meluncurkan program Dahsat (Dapur Sehat Atasi Stunting) sebagai upaya mencegah kekerdilan (Stunting) di wilayah itu.

Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad mengatakan, seluruh masyarakat bersama stakeholder terkait harus ambil bagian dalam mencegah masalah kekerdilan ini.

“Ini bukan hanya kerja pemerintah saja, tapi kita semua harus terlibat untuk mencegah ini,” kata Amsakar saat ditemui di Kantor Camat Sei Beduk, Senin (30/5).

Menurutnya, berdasarkan data dari aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), pada 2022 ini, angka kekerdilan di Batam 3,38 persen. Sementara di tahun 2021, 6,02 persen.

“Kami sudah menginput data e-PPGBM, yang diinput oleh masing-masing kepala puskesmas, kader posyandu melalui data elektronik, angka kita 2022 ini hanya 3,38 persen dan angka di 2021 6,02 persen,” ujar dia.

Baca juga: Dinkes Tanjungpinang Bentuk Tim Cegah Stunting Hingga Tingkat Kelurahan

Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Kepri, Rohina berharap dengan adanya dapur sehat ini, masyarakat bisa mengetahui dan memanfaatkan makanan yang bergizi dan sehat di dekat mereka.

“Seperti buah-buahan, ikan juga, itu menjadi salah satu langkah antisipasi stunting,” kata Rohina.

Rohina menjelaskan, program Dahsat merupakan upaya memanfaatkan potensi pangan lokal yang sehat, lezat, bergizi, serta kekinian melalui kegiatan teori dan praktek pengolahan pangan oleh para ahli gizi ahli kuliner lokal.

“Banyak yang beranggapan kalau makanan mahal itu bagus. Tapi belum tentu. Jadi kebutuhan gizi itu bisa dipenuhi dengan fasilitas lokal yang ada di sekeliling kita jadi tidak perlu impor,” tutupnya.