BMKG: Pulau Bintan Berpotensi Hujan Hingga 24 Desember 2021

BMKG: Pulau Bintan Berpotensi Hujan Hingga 24 Desember 2021
Ilustrasi, hujan saat mengguyur Tanjungpinang, Kepri (Foto; Albet)

Tanjungpinang – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Stasiun Meteorologi Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang memprediksi cuaca di Pulau Bintan, Kepulauan Riau, berpotensi turun hujan hingga 24 Desember 2021.

BMKG mengeluarkan peringatan dini agar tetap waspada terhadap potensi terjadinya hujan sedang – lebat secara tiba-tiba yang dapat disertai petir dan angin kencang akibat munculnya awan Cumulonimbus.

Menurut BMKG, hujan berpotensi turun karena dipengaruhi aliran massa udara di wilayah Indonesia pada dasarian III Desember 2021 berasal dari Angin Monsun Asia yang aktif di mana massa udara dari Samudera Pasifik mulai memasuki wilayah Indonesia khususnya di utara garis ekuator, kemudian semakin menguat dengan massa udara berasal dari Samudera Hindia hingga dasarian I Januari 2022.

“Kondisi ini mendukung pembentukan awan hujan di wilayah sekitar ekuator, khususnya Pulau Bintan,” kata Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang Arifah Dwi Yuliani, di Tanjungpinang, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (22/112).

Arifah Dwi Yuliani menuturkan, berdasarkan analisis dinamika atmosfer pengaruh fenomena cuaca skala global (IOD, dan MJO) kurang berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas konveksi di wilayah Indonesia bagian barat terutama wilayah Tanjungpinang, Bintan dan sekitarnya. Sedangkan ENSO yang berada dalam kondisi La Nina Moderat berdampak pada peningkatan aktivitas konvektif di wilayah Indonesia termasuk wilayah Bintan dan Tanjungpinang.

Baca Juga: BMKG Tanjungpinang: Waspada Perubahan Cuaca Mendadak Jelang Nataru

Nilai SST (Sea Surface Temperature) yang masih hangat dengan nilai anomali SST positif dapat meningkatkan pasokan uap air ke atmosfer yang mendukung untuk pertumbuhan awan konvektif signifikan di wilayah Pulau Bintan.

“Fenomena cuaca skala lokal berupa adanya belokan angin (shearline) dan pertemuan massa udara (konvergensi) masih dominan terjadi di sekitar Pulau Bintan dan sekitarnya, serta pusaran siklonik yang terjadi di timur dan utara pulau Bintan,” katanya.

Namun, kecepatan angin lapisan bawah hingga menengah yang kencang dapat menghambat pertumbuhan awan konvektif. Selanjutnya,kondisi atmosfer pada lapisan bawah hingga menengah yang diprakirakan cukup basah juga dapat mendukung untuk terbentuknya awan konvektif penghasil hujan.

“Secara umum kondisi cuaca di Pulau Bintan berawan dan berpotensi terjadi hujan yang bersifat lokal
dengan intensitas ringan – sedang dan sesekali lebat pada siang, malam, dan dini hari,” pungkasnya. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *