BPOM Respon Penarikan Mie Sedaap di Singapura, Siap Uji Sampling

Mi instan merek sedaap yang ditarik dari pasaran Singapura, Malaysia, Hong Kong. (Foto:Instagram)

JAKARTA – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI akan menguji sampling dari produk mi instan nasional merek Mie Sedaap.

Sebelumnya, tiga negara yakni Singapura, Malaysia dan Hong Kong menarik produk Mie Sedaap tersebut dari peredaran.

Langkah menguji sampling itu sebagai respon BPOM RI, karena dilaporkan mengandung residu pestisida etilen oksida (EtO).

EtO merupakan pestisida yang digunakan untuk fumigasi. Temuan residu EtO dan senyawa turunannya yaitu 2-Chloro Ethanol/2-CE dalam pangan merupakan emerging issue, atau isu baru yang dimulai dengan notifikasi oleh European Union Rapid Alert System for Food and Feed (EURASFF) pada 2020.

“BPOM sedang melakukan kajian dan masih sampling. Tapi produk yang terdaftar di Indonesia aman,” kata Kepala BPOM Penny K Lukito dikutip dari cnnindonesia, Selasa (11/10).

Sebelumnya Penny juga menjelaskan, bahwa sejauh ini Codex Alimentarius Commission (CAC) sebagai organisasi internasional di bawah Badan Kesehatan Dunia (WHO) atau Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) belum mengatur mengenai EtO.

Maka BPOM menurutnya menindaklanjuti isu ini dengan meminta klarifikasi dan penjelasan lebih rinci kepada otoritas keamanan pangan Hong Kong mengenai hasil pengujian dimaksud.

Selanjutnya, BPOM juga tengah berproses melakukan kajian kebijakan mengenai EtO dan senyawa turunannya pada mie instan.

Terkait isu Mie Sedaap, BPOM bakal terus memantau perkembangan terbaru terkait peraturan dan standar keamanan pangan internasional.

Selain itu, BPOM akan melakukan sampling dan pengujian untuk mengetahui tingkat kandungan senyawa tersebut pada produk dan tingkat paparannya.

Pihak Wings Group selaku perusahaan induk yang memproduksi Mie Sedaap, membantah produk mi instannya menggunakan EtO atau pestisida yang digunakan untuk fumigasi.

Wings Group juga menegaskan, produknya Mie Sedaap telah memenuhi standar pangan internasional dan aman dikonsumsi meski ditarik dari Singapura, Hong Kong, dan Malaysia.