Bumil Boleh Berpuasa, Ini Persiapan yang Harus Dipersiapkan

Bumil Boleh Berpuasa, Ini Persiapan yang Harus Dipersiapkan
Ilustrasi ibu hamil (Pixabay)

JAKARTA – Sejumlah studi menunjukkan para wanita yang dalam kondisi hamil bisa berpuasa di bulan Ramadan namun perlu melakukan sejumlah persiapan termasuk mengetahui batasannya.

Menurut dr. Muhammad Fadli dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) menyebutkan, persiapan yang perlu dilakukan, salah satunya terkait kebutuhan asupan makanan dan minuman selama sahur dan berbuka puasa.

“Selama berbuka, pastikan terhidrasi atau minum minimal 2-2,5 liter sehari. Kalau kurang, ini akan berdampak dengan volume cairan ketuban dan bisa memicu kontraksi,” kata Fadli dalam Virtual Media Briefing bertajuk Siap hadapi Ramadhan untuk keluarga Indonesia, Kamis (31/3).

Baca juga: Orang Tua Perlu Ajarkan Anak Tanggung Jawab Agar Mandiri

Fadli menuturkan, saat sahur sebaiknya perbanyak konsumsi karbohidrat kompleks seperti gandum, beras merah, tidak lupa menyertakan asupan protein untuk pertumbuhan janin.

Sebaiknya, hindari mengonsumsi kafein karena akan membuat sering ke toilet dan memicu dehidrasi dan jangan konsumsi makanan terlalu manis karena kalau gula darah naik secara cepat maka gula darah dalam tubuh juga akan turun secara drastis.

“Ini yang membuat tubuh menjadi lemas. Jangan stres dan beraktivitas di dalam rumah saja. Jadi, saat sahur atau berbuka, pastikan makan makanan bergizi dan jangan lupa minum vitamin yang diberikan dokter,” tutur Fadli.

Baca juga: Moms Wajib Tahu! Susu UHT Rendah Gula Bisa Jadi Pilihan Anak Setelah ASI

Dia mengingatkan, selama berpuasa nanti, para wanita hamil wajib mengetahui tanda-tanda bahaya salah satunya perdarahan pervaginal, mual dan muntah, penurunan gerakan pada janin, pandangan kabur, nyeri kepala, letih, buang air kecil yang sedikit dan berwarna pekat (sebagai tanda dehidrasi yang berat).

“Jadi, kalau Anda kurang minum saat sahur dan berbuka lalu tubuh masuk fase dehidrasi, maka tanda-tanda ini akan muncul,” kata dia.

Fadli juga menyarankan pemeriksaan antenatal pada pertengahan bulan Ramadhan untuk mengetahui kesejahteraan janin termasuk berat badannya apakah sesuai usia kehamilan ibu dan kondisi air ketuban.

“Nanti ada marker-marker yang dokternya bisa menilai apakah bayinya dalam keadaan oke atau stres,” pungkasnya.