Bupati Karimun Minta Festival Lampu Colok Tetap Digelar

Suasana festival lampu colok yang digelar tahun lalu di Kabupaten Karimun, Kepri. (Foto:Elhadif Putra/Ulasan.co)

KARIMUN – Bupati Karimun, Kepulauan Riau (Kepri) Aunur Rafiq meminta agar festival lampu colok pada bulan Ramadan ini tetap dilaksanakan.

Menurut Rafiq, festival lampu colok merupakan suatu kebiasaan atau tradisi yang menyenangkan bagi masyarakat Kabupaten Karimun.

“Sudah saya panggil salah satu kabidnya. Saya mintakan karena lampu colok ini suatu kebiasaan, tradisi dari tahun ke tahun yang sangat diinginkan masyarakat,” kata Rafiq, Sabtu 23 Maret 2024.

Bahkan, Rafiq menyebutkan dirinya meminta agar lebih mengedepankan festival lampu colok dibandingkan kegiatan yang lain.

“Kalau bisa yang lain dihilangkan saja, lampu colok ini yang kita kedepankan. Karena ada nuansa Melayu, tempatan dan muatan lokal disitu,” sambungnya.

Pada bulan Ramadan atau mendekati syawal, banyak para perantau asal Karimun yang pulang kampung atau mudik lebaran.

Disampaikan Rafiq, keberadaan lampu colok merupakan hiburan dan bahkan bisa berkontribusi bagi sektor pariwisata.

“Mudah-mudahan berkontribusi untuk wisata. Terlebih di bulan Ramadan ini kan banyak yang balik kampung. Itulah salah satu hiburan. Sehingga suasana Ramadan dan suasana Syawal dapat kita rasakan,” jelas dia.

Diketahui, festival lampu colok adalah tradisi setiap tahun yang dilaksanakan di Kabupaten Karimun, dan diperlombakan.

Kelompok-kelompok masyarakat sebagai peserta mengatur sedemikian rupa lampu-lampu minyak, sehingga membentuk rupa masjid yang megah.

Kepada masyarakat Rafiq berpesan untuk tidak mengejar hadiah. Ia menginginkan festival lampu colok bertujuan mempertahankan tradisi yang menjadi daya tarik Kabupaten Karimun di bulan Ramadan.

“Kepada masyarakat janganlah dikejar hadiahnya, tapi semaraknya lampu colok di malam-malam tujuh likur itu sangat memberikan daya tarik,” ungkapnya.